Warga RW 10 Ngagel Dadi, Wonokromo, Surabaya menggelar rangkaian acara sedekah bumi atau bersih desa, pada Sabtu (26/8/2023) sore.
Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya melestarikan budaya dan mempererat silaturahim antar warga itu, diawali dengan kirab dan arak-arakan gunungan mengitari Jalan Ngagel Dadi.
Warga yang melangsungkan sedekah bumi tersebut, bukan hanya membawa gunungan buah dan sayuran, tetapi juga menampilkan tari-tarian tradisional lengkap dengan pakaian batik dengan diiringi musik selama kirab.
Setelah tuntas melakukan kirab dan arak-arakan gunungan, warga Ngagel Dadi melanjutkan proses sedekah bumi dengan doa bersama lintas agama.
Kemudian, prosesi sedekah bumi dilanjut dengan rebutan gunungan dan sambutan. Setelah itu, warga menutup kegiatan dengan makan nasi tumpeng bersama seluruh wara yang tergabung dalam RW 10 Ngagel Dadi.
Agnes Ketua RW 10 Ngagel Dadi mengatakan, bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk pengucapan rasa terima kasih kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat dan rahmat kepada warga Ngagel Dadi.
“Dan juga saatnya bahu membahu untuk membangun bersama, menjalin hubungan yang saling menguatkan,” ucapnya saat memberi sambutan.
Sementara itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, sedekah bumi yang juga dinamai sebagai bersih desa harus terus dilestarikan, karena juga sebagai bentuk menghormati orang-orang terdahulu yang telah berjuang untuk wilayah tersebut.
“Jadi kalau sudah memperingati, juga harus tahu perjuangan mbaurekso deso,” tuturnya.
Kegiatan syukuran bersama seperti sedekah bumi, kata dia, juga untuk mengingatkan bahwa hidup harus terus bersyukur atas apa yang telah didapat, sekaligus menghindari sifat kufur.
“Siapa yang syukur sama nikmatnya akan ditambah siapa yang kufur nikmatnya akan dicabut. Jadi syukur saling berbagi untuk ngalap barokahe, dan Alhamdulillah juga guyub, kalau guyub maka Surabaya akan makmur untuk mewujudkan baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.(ris/iss)