Matrai Faridin Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Simomulyo I, sekaligus Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Negeri Surabaya mengatakan, program yang sudah dijalankan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Senin (17/7/2023) kemarin, diterapkan secara bertahap.
“Kemarin, hari pertama itu hanya pengenalan lingkungan yang ada di sekolah seperti ruang-ruang yang akan digunakan, termasuk pengenalan dengan guru-guru. Agar anak bisa lebih beradaptasi dan merasa nyaman terlebih dahulu,” ujarnya dalam keterangan yang diberikan pada Suara Surabaya, Selasa (18/7/2023).
Terkait pelaksanaan MPLS yang sudah diinstruksikan Dispendik, Matrai Faridin memaparkan bahwa, kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari, mulai Senin kemarin hingga Kamis (20/7/2023). Dalam prakteknya nanti, tambahnya, sudah ditentukan apa saja kegiatan hingga Kamis mendatang.
“Untuk anak-anak SD mulai Senin sampai Kamis. Pada hari pertama memang difokuskan untuk mengenal lingkungan sekolah dulu, kemudian hari kedua anak-anak diajak untuk mengenal permainan zaman dahulu, seperti misalnya dakon, halma, engkle. Untuk edukasi seksual akan menyusul di pembelajaran berikutnya,” ujarnya.
Perlu diketahui, siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Surabaya mendapatkan modul edukasi seksual pada MPLS tahun 2023. Modul ini dirancang Dinas Pendidikan Surabaya sebagai upaya melindungi anak-anak dari bahaya pelecehan seksual.
Adapun sistem pembelajaran kini menggunakan Kurikulum Merdeka P5 yang menuntut anak lebih peka dalam mengamati dan menyelesaikan permasalahan di sekitar. Adapun lima aspek utama adalah potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial.
Sejalan dengan kurikulum P5, Matrai menjelaskan, bentuk kegiatannya sudah mulai diimplementasikan sejak dulu.
“Di kelas 4-5 itu memang sudah mulai ada praktek-praktek yang berhubungan dengan menanam. Jadi diajarkan proses menanam itu mulai dari awal kayak apa, kemudian perawatannya sampai berapa hari itu, ukuran tinggi tanamannya sampai berapa. Kemudian hasil tanaman itu akan diolah jadi makanan atau minuman. Dengan praktek, anak-anak bisa membuktikan hasil-hasil selama ini yang dia dapat,” katanya.
Pada hari Kamis nanti, akan diadakan pertemuan dengan wali murid untuk membahas terkait bahayanya pelecehan seksual pada anak dan cara mencegahnya. Topik tersebut akan dibicarakan dalam Masa Orientasi Orang Tua (MOOT) dan akan diberikan pembekalan khususnya untuk pendidikan seksual.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah tersebut juga berpesan pada orang tua, agar turut membimbing proses pembelajaran anaknya selama dirumah.
“Hari Jumat kemarin kita mengundang wali murid kelas satu, dan itu diberikan informasi kepada wali murid, termasuk cara mendidik anak di rumah, misalnya jangan sampai anak itu dikatakan nggak pinter, kemudian nakal. Selanjutnya bagaimana cara mengedukasi anak dengan baik dengan memfasilitasinya, saya sekali yakin kalau orang tua terlibat, insya Allah anak bisa berkembang dengan baik,” pungkas Matrai Faridin. (fra/iss)