Satu Pelapor yang Mengaku Keluarga Korban Mutilasi akan Dites DNA

Polresta Sidoarjo menerima satu orang pelapor yang mengaku sebagai keluarga korban mutilasi. Untuk mendalami laporan itu, AKBP dr. Eko Yunianto Kepala Rumah Sakit Pusdik Bhayangkara Porong bakal melakukan tes DNA kepada pelapor.

“Kami masih menunggu pemeriksaan sample yang bisa kami dapatkan dari orang tua kandung atau anak kandung. Kemarin yang melaporkan kakak kandung jadi masih ada pendalaman,” kata Eko saat ditemui, Selasa (13/6/2023).

Eko menyebut, potongan tubuh manusia itu diperkirakan meninggal tiga hari sampai lima hari sebelum pertama kali ditemukan di kawasan Trosobo, Sidoarjo pada Sabtu (10/6/2023) kemarin.

Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada masyarakat jika merasa kehilangan keluarga dalam rentang waktu tiga sampi lima hari sebelum penemuan itu, agar melapor ke Polresta Sidoarjo.

Dalam kesempatan yang sama, Eko juga menyampaikan bahwa pihaknya telah memeriksa dua bagian tubuh yang ditemukan di Trosobo dan Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya.

Hasilnya, dua bagian tubuh itu memiliki potongan yang sama. Meski demikin, Eko menegaskan kalau pihaknya bakal melakukan tes DNA lebih lanjut terhadap dua bagian tubuh itu.

“Setelah kami lakukan rekonstruksi terhadap potongan tubuh yang pertama ini (temuan di Trosobo), ada kemiripan,” kata Eko.

Untuk diketahui, potongan tubuh yang ditemukan di Kenpark Surabaya pada Senin (12/6/2023) kemarin adalah bagian pinggul sampai tumit kaki, tanpa telapak kaki.

Sedangkan potongan tubuh yang ditemukan di Trosobo Sabtu (10/6/2023) adalah bagian kepala hingga pinggul saja tanpa tangan. Masing-masing jasad itu terbungkus dalam kresek berwarna hijau.

“Kami masih melakukan pemeriksaan mendalam secara forensik dan uji DNA apakah itu satu individu atau beda individu,” ujarnya. (wld/saf/ipg)