Sabtu, 23 November 2024

Sambut 1 Abad NU, Seniman Surabaya Persembahkan Lukisan QR Art KH Hasyim Asy’ari

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Doddy Hernanto, seniman asal Surabaya yang mempersembahkan lukisan QR Art KH Hasyim Asyari, pendiri NU untuk memeriahkan 1 abad NU. Foto: NU Online

Momentum perayaan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) tidak dilewatkan dengan sia sia oleh berbagai kalangan di tanah air, salah satunya dari kalangan seniman. Seperti, Doddy hernanto seorang seniman asal Surabayayang mempersembahkan sebuah karya lukisan menarik QR Art KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

QR Art merupakan seni lukis yang memadukan analog dalam bentuk QR (quick response) dan unsur gambar di dalamnya. Lukisan dalam format seni kode QR ini tidak hanya indah secara visual, namun juga bisa menghubungkan ke link yang berisi informasi tokoh yang dilukis. Caranya yaitu dengan memindai lukisan kode seni QR di perangkat komputer atau smartphone. Misalnya, jika lukisan QR KH Hasyim Asy’ari dipindai maka akan terhubung dengan link berisi informasi atau berita terkait dengan sosok KH Hasyim Asy’ari seperti biografi dan pemikirannya,

Melansir laman resmi NU, Doddy mengaku dirinya adalah pengagum berat KH Hasyim Asy’ari karena punya kontribusi besar untuk agama dan bangsa Indonesia.

Menurut Doddy, lukisannya itu sengaja dibuat untuk menyambut 1 abad NU dan dapat ditampilkan kepada warga NU secara meluas. Untuk dapat membuat satu lukisan QR Art, Doddy membutuhkan 1-5 jam, namun, khusus lukisan KH Hasyim dia kerjakan selama 5 hari karena melihat sosok dan kiprahnya. Hal ini dilakukan agar lukisan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal.

“Sebenarnya untuk rata-rata satu hari satu lukisan, tergantung mood dan targetnya. Nah, yang Pak KH Hasyim ini saya kerjakan lima hari karena berdasarkan permintaan link dan jejak rekam digital,” kata Doddy kepada NU Online, Rabu (1/2/2023).

Adapun cara membuat lukisan KH Hasyim Asy’ari hampir sama dengan lukisan-lukisan dalam bentuk kode seni QR yang lain yaitu dengan coretan yang di-retouch ke iPad. Lukisan ini bersifat statis karena masuk ke dalam lukisan analog sehingga memudahkan pelukis untuk retouch ke digital.

Doddy menambahkan bahwa nantinya lukisan tersebut akan ditampilkan pada agenda Muktamar Fikih Peradaban I yang akan digelar 6 Februari 2023 di Surabaya. Dia mengaku bersyukur mendapat kesempatan untuk menampilkan karya seninya pada rangkaian 1 abad NU. Sebab kata dia, NU adalah organisasi yang dekat dengan pelaku seni. Dia juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang selalu mendukung aktivitasnya saat ini, terutama pihak yang menaunginya yaitu Kawoong Innovation yang digagas oleh Hadi Wardoyo.

“Saya mengenal NU sejak Gus Dur presiden, dan sahabat-sahabat saya juga banyak yang di NU,” tutur pria kelahiran Mojokerto 24 November 1961 ini.

Selain itu, kelebihan lukisan dalam bentuk kode seni QR antara lain bisa bertahan lama dengan manfaatnya yang cukup besar, karena menghubungkan ke hyperlink konten yang berkaitan dengan biografi dan pemikiran sang kiai.

“Dengan tampilan QR Art akan lebih artistik, punya karakter, lebih personal dan unik. QR Art tidak dapat berdiri sendiri. Apabila disorot dengan kamera gawai atau google lens akan muncul jejak rekam digital, gambar statis, file, video art, teks atau, link berita atau halaman web bahkan untuk eBook, eMagazine maupun perpustakaan digital,” tegasnya.(ihz/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs