Rumah Sakit Ubaya resmi dibuka untuk seluruh masyarakat Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur hari ini, Sabtu (4/3/2023) di Jalan Raya Panjang Jiwo Permai Nomor 89, Surabaya. Rumah sakit tipe B itu berkomitmen untuk memperkuat layanan gawat darurat bagi seluruh pasien.
Prof Joniarto Parung Komisaris PT. Keluwih Medika Surabaya yang mengelola RS Ubaya bekerjasama dengan PT. Medikaloka Hermina, Tbk. mengatakan, ada sejumlah langkah jangka pendek mau pun jangka panjang yang akan dilakukan.
“Prinsipnya, setelah soft launching, akan mengurus akreditasi lalu program lain, kerja sama dengan BPJS, asuransi, dan sebagainya, itu progam dekat. Program jangka panjangnya, mempersiapkan diri untuk pelayanan yang utama, berkembang untuk mendukung Tri Dharma yaitu penelitian, pendidikan, dan tentu pengabdian masyarakat,” kata Prof Joni pada awak media usai soft launching, Sabtu (4/3/2023).
Langkah-langkah itu dilakukan sebelum nantinya menjadi RS Pendidikan yang ditargetkan dua tahun ke depan.
“Sebelum (nantinya) menjadi RS Pendidikan. Dua tahun (lagi) harapannya. Bagaimana dokter mempersiapkan itu, nanti kami lihat. Kami sementara mengembangkan RS-nya dulu bagaimana mendukung Fakultas Kedokteran di Ubaya,” imbuhnya.
dr. Agnes Widayu Estiningsih Direktur RS Ubaya menekankan selain siap melayani pasien, prioritas pelayanan yang pertama adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD).
“Kami akan perkuat dengan kompetensi-kompetensi dokternya, akan kami latih terus sehingga memberi pelayanan bermutu ke warga Surabaya,” kata Agnes.
IGD, lanjutnya harus mampu melayani pasien dengan baik, cepat, dan tepat. Ke depan, usai bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan, juga akan menjadi pusat layanan kecelakaan kerja.
“IGD kami didukung specialist doctor emergency medicine. Itu sebagai ketua tim IGD, didukung dokter, perawat lain serta Blue Team. Blue Team untuk percepatan penanganan kegawatdaruratan. Kedua, kamar operasi, sudah lengkap fasilitas C-Arm untuk melihat obyek dari pasien secara real time dengan layar monitor saat melakukan tindakan. Juga ada kamar operasi di IGD,” ujarnya.
Selain itu, pelayanan intensif juga tersedia bagi bayi bermasalah, anak kegawatdaruratan, dan ICU untuk dewasa.
Bahkan Blue Tim yang ada di IGD, lanjut Agnes, akan menjemput pasien kecelakaan di jalan.
“Seperti beberapa waktu lalu setelah kami beroperasi sudah ada delapan yang dijemput dan langsung ditangani,” imbuhnya.
Diketahui, RS Ubaya terdiri dari 9 lantai yang dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 13.049,65 meter persegi dengan luas bangunan lebih kurang 28.668 meter persegi.
Tersedia fasilitas 319 bed yang akan dibuka 200 bed terlebih dahulu di tahap awal. Ruang rawat inap, terdiri dari Suite Room, Eksekutif, Deluxe, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III.
Pada ruang triage IGD terdapat 18 bed, satu kamar operasi, dan satu ruangan kegawatdaruratan ibu dan bayi (PONEK IGD). Pada ruang bersalin tersedia sembilan kamar pasien bersalin dan delapan inkubator. RS Ubaya juga memiliki 48 poli klinik spesialis dan sub spesialis.
Tiap laboratoriumnya juga sudah dilengkapi dengan teknologi modern. Ruang radiologinya memakai CT Scan 128 Slice yang dapat menghasilkan gambar rontgen lebih cepat dan beresolusi tinggi. Pelayanan unggulan lainnya adalah penanganan bayi baru lahir (perinatologi), gigi spesialistik, dan klinik tumbuh kembang (KTK). (lta/iss)