Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina kabarnya dijadikan markas oleh Israel Defense Forces (IDF) atau Militer Israel.
Padahal, rumah sakit itu sangat dibutuhkan Warga Palestina yang menjadi korban kebiadaban IDF.
Faisal Assegaf Pengamat Internasional Kawasan Timur Tengah mengatakan, Israel sudah melakukan tindakan di luar batas karena mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan kekuatan militernya, Israel secara membabi-buta menyerang berbagai fasilitas umum dan pemukiman di wilayah Palestina. Akibatnya, ribuan orang yang kebanyakan warga sipil kehilangan nyawa.
Maka dari itu, dia mendesak supaya Joko Widodo Presiden RI segera menyampaikan kecaman, dan melayangkan protes keras.
“Dalam situasi seperti sekarang, tidak bisa Ibu Retno Marsudi Menteri Luar Negeri yang menyanpaikan protes. Tapi, Pak Jokowi selaku Presiden RI harus menyampaikan sikap tegasnya,” ujar Faisal kepada suarasurabaya.net, Kamis (21/12/2023), di Jakarta.
Sebelumnya, Lalu Muhammad Iqbal Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, Indonesia melihat permasalahan kesehatan di Gaza secara keseluruhan.
“Kami melihat tidak rumah sakit per rumah sakit. Tapi, fokusnya adalah sistem kesehatan di Gaza sudah lumpuh,” ucapnya di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Kondisi sistem kesehatan di Gaza yang memburuk juga sudah disampaikan Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI dalam pertemuan dengan World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di Jenewa, Swiss.
Dari 35 rumah sakit di Palestina, sekarang hanya tinggal 12 yang bisa dioperasikan. Sehingga, ada yang menampung pasien sampai tiga kali lipat kapasitas.
Kemudian, hampir 71 persen fasilitas kesehatan di Gaza sudah tidak berfungsi lagi, termasuk Rumah Sakit Indonesia.
“Jadi, ibu Menlu pergi ke Jenewa salah satunya adalah untuk menyampaikan isu itu,” paparnya.
Iqbal menegaskan, Indonesia terus mendesak adanya jeda kemanusiaan yang bersifat permanen.
“Indonesia terus mendesak jeda kemanusiaan yang sifatnya permanen. Sehingga, memungkinkan seluruh masalah kemanusiaan di Gaza dan penderitaan Rakyat Gaza sekarang ini bisa ditangani semuanya,” katanya.
Sekadar informasi, RS Indonesia merupakan salah satu fasilitas kesehatan paling populer di Gaza. Selama ini, Warga Palestina korban serangan Militer Israel dibawa dan mendapat perawatan medis di situ.
RS Indonesia yang berdiri di atas lahan wakaf Pemerintah Palestina seluas 16.261 meter persegi di Bayt Lahiya, Gaza Utara, mulai dibangun tahun 2011 dengan biaya Rp126 miliar sumbangan dari masyarakat Indonesia.
Sesudah pembangunan selesai, tahun 2016 Pemerintah Indonesia yang diwakili Jusuf Kalla Wakil Presiden menyerahkan RS tersebut kepada pihak Palestina.(rid)