Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Surabaya melayani pemotongan maksimal 75 hewan kurban setiap hari, mulai kemarin Rabu (28/6/2023) hingga Minggu (2/7/2023).
Fajar Arifianto Isnugroho Dirut PD RPH Surabaya menyebut, kuota itu untuk membatasi jam pemotongan dan pendistribusian.
“Sebenarnya kami targetkan setiap hari 75 ekor. Bahwa itu masih bisa terfasilitasi dengan baik. Harapannya tagetnya zuhur selesai. Sehingga daging bisa dibagikan ke masyarakat sebelum salat asar dam dimanfaatkan dimasak bersama masyarakat,” katanya pada Kamis (29/6/2023).
Menurut Fajar, sejauh ini baru ada 121 ekor hewan yang dijadwalkan dipotong mulai Rabu kemarin sampai Jumat (29/6/2023) besok.
“Rabu ada 17 ekor, Kami ini 54 ekor, dan Jumat 50 esko. Kami melayani sampai hari Minggu, atau selesainya hari tasyrik,” katanya.
Jumlah tersebut memang lebih sedikit daripada tahun lalu, yakni 160 ekor. Fajar menduga karena menurunnya risiko penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) membuat masyarakat berani memotong sendiri tanpa menitip ke RPH.
“Karena tahun lalu PMK, sehingga orang mengkhawatirkan kondisi dan menyerahkan ke RPH, sekarang situasinya membaik sehingga hewan ternak banyak masjid yang secara mandiri melakukan pemotongan,” terangnya.
Fajar memastikan tahun ini tidak ada temuan sapi atau kambing kurban yang terdeteksi gejala LSD maupun PMK di RPH.
“Jadi ada ternak yang (kena) LSD, kami kembalikan untuk diisolasi. Kebetulan masa kurban ini setelah Idulfitri tidak ada gejala klinis LSD dan PMK di RPH,” tandasnya.
Sementara Dokter Hewan Sindhu Ranu Wakil Ketua Pelaksana Kurban RPH menambahkan, total sudah ada 150 ekor sapi maupun kambing yang akan dipotong di RPH. Tapi jumlah ini terus bertambah.
Ia menyebut ada ratusan petugas yang sudah siap mulai pemotong-pengemasan. “Ada sepuluh tim (pemotong), terdiri dari lima hingga enam orang per tim. Sepuluh tim pengemasan, 38 orang,” ujarnya.
Ia memastikan dalam waktu kurang lebih satu jam untuk penyembelihan hingga pengemasan, hewan kurban halal.
“Halalnya ini kita pastikan. Ketika sapi tersebut dirobohkan, kemudian sampai dilakukan penyembelihan. Tiga saluran itu harus terputus, dan benar-benar dipastikan dokter hewan bahwa sudah mati. Kemudian, pengulitan, pemisahan kepala dan badan,” tandasnya. (lta/saf/rst)