Ribuan Bunga Tabebuya Mekar di Surabaya, Tanda Pergantian Musim Kemarau

Ribuan bunga tabebuya kembali mekar di Surabaya menandai pergantian musim hujan ke kemarau. Keindahan bunga asal Brasil itu bisa dilihat di sepanjang jalan protokol.

Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menyebut, mekarnya tabebuya ini merupakan yang pertama pada 2023.

Mekarnya tabebuya sekaligus sebagai tanda pergantian musim hujan ke kemarau. Nanti akan mekar lagi ketika kembali beralih ke musim hujan.

“Dari tahun ke tahun, ketika tabebuya itu mekar selalu saya amati. Biasanya, mekar ketika pergantian musim, dari penghujan ke musim kemarau, begitu sebaliknya,” kata Hebi pada Kamis (27/7/2023).

Tabebuya di Kota Surabaya, lanjutnya, ada lima jenis warna yaitu putih, merah muda, kuning, ungu, dan merah. Totalnya, ada 16.741 tabebuya yang tersebar di seluruh penjuru Kota Pahlawan.

“Ada beberapa tabebuya yang sekarang sedang mekar, warna putih, pink, merah, kuning,” kata Hebi.

Paling banyak ada di kawasan Jalan Ahmad Yani, Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Kertajaya Indah, Jalan Dharmahusada Indah, Jalan Dharmahusada, Jalan Ambengan, Gelora Bung Tomo (GBT), Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Wiyung, Jalan Ngagel Jaya Selatan, dan Jalan HR Muhammad.

Total 11.821 tabebuya warna putih dan merah muda. Sementara warna kuning ada sekitar 4.658 pohon, warna ungu ada 100 pohon, dan merah sekitar 162 pohon.

“Warna ungu itu jumlahnya memang terbatas, hanya ada 100 pohon. Itu ada di Jalan Dr. Soetomo, Jalan Tunjungan, Jalan Polisi Istimewa, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Hangtuah, Jalan Mrutu, dan Jalan Nyamplungan,” terang Hebi.

Rencananya, DLH Surabaya akan menambah bibit tabebuya di beberapa kawasan jalan pada tahun ini. Beberapa bibit sudah mulai ditanam.

“Jadi 16.741 itu data yang telah kita update pada tahun 2022 akhir, yang baru kita tanam ini masih belum update,” sampainya.

Hebi menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui DLH Kota Surabaya terus berupaya melakukan penambahan tabebuya setiap tahunnya. Terutama, penambahan tabebuya warna ungu dan merah.

“Karena warna itu jumlahnya masih sedikit, hanya sekitar 100-an pohon,” tuturnya. (lta/ham)