Indonesia menyerahkan tongkat estafet Keketuaan Menteri Ekonomi ASEAN ke Laos, sejalan dengan berakhirnya para Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Minister/AEM) 2023.
“Selama rangkaian pertemuan Ekonomi ASEAN berlangsung, kami sudah menandatangani dan mengesahkan banyak inisiatif serta dokumen peningkatan kerja sama, baik internal ASEAN maupun dengan berbagai mitra ASEAN,” kata Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan (Mendag) dalam keterangannya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/8/2023) dikutip Antara.
Zulhas sapaan akrab Mendag menyampaikan, seluruh negara mengapresiasi pencapaian ASEAN dalam Keketuaan Indonesia pada 2023.
Sementara Jerry Sambuaga Wakil Mendag menjelaskan selama rangkaian AEM 2023, Kemendag menyelenggarakan pertemuan persiapan AEM oleh pejabat tinggi ekonomi masing-masing negara, 19 Pertemuan Tingkat Menteri, sembilan kegiatan pendukung (side events), dan gala dinner di Sam Poo Kong.
“Kehadiran 17 Menteri, tujuh Wakil Menteri, Sekretaris Jenderal ASEAN, serta pejabat senior dan delegasinya dari Negara Anggota ASEAN, Timor Leste, Mitra Dialog dan Mitra Strategis ASEAN, asosiasi bisnis internasional, dan organisasi internasional menunjukkan pentingnya pertemuan AEM ke-55 dan dukungan berbagai negara terhadap Keketuaan Indonesia tahun ini,” kata Jerry.
Secara keseluruhan, lebih dari 600 delegasi hadir dalam rangkaian Pertemuan AEM ke-55, belum termasuk media lokal, nasional dan internasional yang juga hadir.
Jerry menerangkan lima dari tujuh Capaian Prioritas Ekonomi ASEAN (ASEAN’s Priority Economic Deliverables/PED) selama Keketuaan Indonesia telah disahkan atau diselesaikan secara penuh.
Pertama, kesimpulan dari negosiasi Penyelesaian Negosiasi Kerangka Kerja Fasilitasi Jasa ASEAN (ASEAN Services Facilitation Framework/ASFF). Kedua, pengesahan Pernyataan Pemimpin Negara-negara ASEAN terkait ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
Ketiga, penandatanganan Protokol Perubahan Kedua Persetujuan Pendirian AANZFTA. Keempat, pengesahan Deklarasi Menteri tentang Industri ASEAN Inisiatif Berbasis Proyek (ASEAN Industrial Project Based Initiatives/AIPBI).
Kelima, Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference/TOR) dan Funding Arrangement dari Pembentukan Unit Pendukung RCEP (RCEP Support Unit/RSU) untuk dapat beroperasi pada 2024.
Jerry mengatakan dua dari PED yang tersisa akan dilaksanakan sepenuhnya pada akhir 2023, yaitu implementasi penuh e-Form D melalui ASW dan peta jalan (roadmap) dari Harmonisasi Standard di ASEAN untuk Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (ASEAN Harmonised Standards to Support Sustainable Developments Goals/SDGs).
Hasil lainnya dari rangkaian Pertemuan ke-55 AEM adalah penandatanganan empat Mutual Recognition Agreement (MRA) untuk memfasilitasi perdagangan barang di ASEAN, yaitu ASEAN Framework Agreement on MRAs, MRAs for Building and Construction Materials, ASEAN Food Safety Regulatory Framework Agreement, ASEAN Sectoral Mutual Recognition Arrangement for Good Manufacturing Practice Inspection of Manufacturers of Medicinal Products.
Selain itu, juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara ASEAN dan World Intellectual Property Organization (WIPO), serta peluncuran IP Register.
Pertemuan AEM juga mengumumkan finalisasi Protokol Pertama untuk Mengubah Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN dan Hong Kong, RRT.
Jerry menyebutkan sembilan kegiatan pendukung berhasil dilakukan, antara lain peluncuran ASEAN Tariff Finder baru sebagai platform untuk mengakses semua informasi terkait tarif perdagangan.
Berikutnya, peluncuran fisik ASEAN Online Sale Day (AOSD) dan peluncuran pameran usaha kecil dan menengah (UKM).
Satvinder Singh Deputi Sekretaris Jenderal untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN melayangkan apresiasi untuk keketuaan Indonesia ASEAN 2023. Baginya, Indonesia mampu mendorong pertemuan-pertemuan untuk mencapai hasil yang signifikan.
“Kami mengapresiasi Indonesia yang mampu mendorong pembahasan semua agenda untuk memperdalam integrasi ekonomi. Tahun ini adalah kemenangan besar untuk isu transformasi digital, keberlanjutan, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” jelas Satvinder. (ant/bil/ipg)