Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya masih menunggu musim hujan untuk memaksimalkan revitalisasi taman. Musim kemarau panjang menyulitkan upaya revitalisasi, kecuali hanya mempertahankan kondisi taman agar tidak rusak.
“Untuk revitalisasi kami memang fokus ke pemeliharaan dulu karena kondisi panas. Program revitalisasi belum mengarah ke penggantian atau pembuatan taman baru,” jelas Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Kamis (23/11/2023).
Terutama taman-taman aktif yang dikunjungi warga, dapat perhatian khusus soal perawatan pohon dan bunga. “Kami berupaya yang taman aktif dikunjungi warga tetap menunjukan keindahannya dengan pohon dan bunga,” terangnya.
Intensitas penyiraman juga ditingkatkan, dari 15 tangki menjadi 20 tangki. “Bahkan kami minta tolong PDAM bantu penyiraman juga dengan PMK. Kemarin hujan itu kami bersyukur. Kami harus menambah penyiraman dan mengganti tanah,” imbuhnya.
Sementara revitalisasi yang direncanakan seperti penanaman pohon baru secara total masih menunggu musim hujan “Karena pohon baru itu stres kemudian mati terkena panas. Fokus masih perawatan dulu,“ tambahnya lagi.
Selain penanaman pohon baru, Hebi menyebut, revitalisasi juga membuat taman di kampung-kampung.
“(Tanan khusus anak) direvitalisasi untuk mendapatkan sertifikasi Taman Layak Anak, kami mengurus itu tetapi sampai saat ini belum ada jawaban. Kami sudah ke Kementerian PPA untuk mendapatkan sertifikat itu, kami belum ada jawaban surat sudah dikirim. Kami memang salah satunya adalah Taman Cahaya. Sementara baru satu Taman Flora yang sudah,” bebernya.
Sebelumnya, DLH berencana melakukan revitalisasi taman aktif dan pasif. Revitalisasi berupa redesain (merencanakan kembali) dan penambahan fasilitas, termasuk wahana bermain dan ditambahkan pula tempat untuk UMKM serta penampilan musik. Tujuannya, taman Surabaya semakin aman dan nyaman untuk warga. (lta/saf/ipg)