Jumat, 22 November 2024

Putin Umumkan Rusia Akan Menempatkan Senjata Nuklir di Belarus

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Vladimir Putin Presiden Rusia berjabat tangan dengan Alexander Lukashenko Presiden Belarus pada 17 Februari lalu di Moskow. Foto: Dok/ Reuters

Vladimir Putin Presiden Rusia pada Sabtu (25/3/2023), menyatakan akan menempatkan persenjataan nuklir taktis di Belarus, sembari memberi peringatan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang selama ini memberikan dukungan militer untuk Ukraina.

“Tidak ada yang janggal dari hal ini. Pertama, Amerika Serikat telah melakukannya selama beberapa dasawarsa. Mereka telah lama menempatkan persenjataan nuklir taktis mereka di wilayah sekutu mereka,” kata Putin seperti dikutip Antara dalam sebuah tayangan televisi Rusia.

Putin menyatakan kalau langkah paling menonjol terkait nuklir sejak awal invasinya ke Ukraina sekitar 13 bulan lalu itu, tidak melanggar perjanjian nonproliferasi senjata nuklir.

Dia menyamakan rencana itu dengan AS yang menempatkan persenjataannya di Eropa. Sang presiden Rusia juga menyatakan akan mengalihkan penguasaan persenjataan tersebut ke Belarus.

Penempatan persenjataan seperti itu di luar negeri merupakan langkah pertama kalinya yang diambil Rusia sejak pertengahan 1990-an.

Sebagai diketahui, ketegangan saat ini meningkat terkait perang di Ukraina, setelah negara-negara Barat memasok persenjataan berat ke Ukraina. Moskow pun mengubah retorika dalam operasi militernya yang awalnya “demiliterisasi” terharap Ukraina, menjadi melawan “Barat secara kolektif”.

Beberapa politisi dan komentator garis keras Rusia telah lama berspekulasi mengenai serangan nuklir. Mereka menyatakan Rusia memiliki hak untuk membela dirinya dengan senjata nuklir bila telah didorong kelewat batas.

Senjata nuklir “taktis” merujuk kepada persenjataan yang digunakan untuk tujuan tertentu di medan pertempuran, bukan persenjataan yang memiliki kapasitas membumihanguskan kota-kota.

Belum jelas seberapa banyak persenjataan jenis yang dimiliki Rusia itu, karena masih banyak kerahasiaan ala Perang Dingin terkait masalah tersebut.

Sementara menanggapi pernyataan Putin, Seorang pejabat senior pemerintahan AS menyatakan tidak ada tanda-tanda bahwa Moskow berencana menggunakan persenjataan nuklirnya.

Pejabat tinggi AS tersebut mengemukakan, bahwa Rusia dan Belarus selama beberapa waktu ini telah membahas tentang pengalihan persenjataan nuklir.

“Kami tidak melihat alasan untuk menyesuaikan posisi menyangkut nuklir strategis kami atau adanya indikasi bahwa Rusia sedang bersiap menggunakan senjata nuklir. Kami tetap berkomitmen pada pertahanan kolektif dari aliansi NATO,” kata pejabat itu.

Putin sendiri tidak memerinci kapan persenjataan itu akan dipindahkan ke Belarus, sebagai negara yang berbatasan dengan tiga anggota NATO, yakni Polandia, Lithuania, dan Latvia. Dia juga menyatakan Rusia bakal menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan di Belarus pada 1 Juli.

Masih belum jelas di bagian mana persenjataan itu akan ditempatkan Belarus. Namun dipastikan pengalihan persenjataan ini akan memperluas kemampuan serangan nuklir Rusia, di sepanjang perbatasan negara-negara anggota NATO di timur.

Meski Kremlin (kantor Presiden Rusia) tidak pernah mengeluarkan konfirmasi, bahwa pihak Barat telah lama menyebut Rusia menyimpan rudal dengan kapabilitas setara nuklir di Kaliningrad.

Kaliningrad sendiri merupakan kantong wilayah Rusia di pesisir Baltik yang terletak antara Polandia dan Lithuania.

“Ini adalah bagian dari permainan Putin untuk berupaya mengintimidasi NATO… karena tidak ada kegunaan militer untuk itu di Belarus, dan Rusia memiliki banyak senjata seperti ini serta pasukan di dalam Rusia,” kata Hans Kristensen direktur proyek informasi nuklir​​​​​​​ kepada Federation of American Scientists, lembaga kajian AS.

Di sisi lain, The International Campaign to Abolish Nuclear Weapons koalisi masyarakat madani global anti senjata nuklir menyatakan pengumuman yang dilakukan Putin adalah eskalasi yang sangat berbahaya.

“Dalam konteks perang di Ukraina, kemungkinan untuk salah perhitungan atau salah penafsiran sangatlah tinggi. Berbagi senjata nuklir hanya akan memperburuk situasi serta berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan,” kata lembaga tersebut di Twitter. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs