Jumat, 22 November 2024

Puluhan Ribu Bangku SMA/SMK Kosong, Dindik Jatim Evaluasi Daya Tampung dan Komposisi Guru

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Seorang guru di dean kelas sedang menjelaskan materi kepada para siswa saat proses belajar mengajar di sekolah. Foto: Humas YDSF

Seluruh tahapan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK sederajat di Jawa Timur sudah selesai pada Kamis (6/7/2023) malam kemarin.

Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim mencatat sejumlah evaluasi, terutama pada jumlah daya tampung sekolah dan komposisi guru.

Sebab, pada tahap pendaftaran jalur zonasi di SMA, terdapat 11.718 bangku kosong dari total 68.397 jumlah bangku yang disediakan. Sementara pada tahap zonasi SMK, sebanyak 17.291 bangku kosong dari total 74.751 bangku.

Alfian Majdi Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Dindik Jatim mengatakan, pihaknya tidak akan membuka pendaftaran tahap dua untuk mengisi bangku kosong tersebut.

Akan tetapi, lanjut Alfian, pihak Dindik Jatim akan lebih fokus pada catatan evaluasi, untuk memperbaiki proses PPDB di tahun depan.

“Misalnya ada SMK buka 10 rombongan belajar (rombel) tapi hanya terpenuhi 7 rombel. Jadi evaluasi tahun depan kita lihat berdasarkan 3 tahun terakhir apakah sekolah ini tidak terpenuhi apakah ada kecenderungan pagu turun,” katanya kepada suarasurabaya.net, Jumat (7/7/2023).

Apabila sekolah tersebut cenderung mengalami penurunan pagu selama tiga tahun terakhir. Maka akan dilakukan pengecekan lagi untuk jumlah lulusan SMP di wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan, pembukaan jumlah pagu berdasarkan pada lulusan siswa SMP sederajat.

“Potensi anak melanjutkan ke pondok juga cukup tinggi di Jatim,” ujarnya.

Kemudian untuk evaluasi komposisi guru akan dilihat dari jumlah siswanya. Apabila jumlah siswa di salah satu sekolah terus menurun, otomatis jam mengajar guru juga kurang.

Namun, catatan evaluasi tersebut akan dibahas lagi oleh Dindik Jatim. Apakah nantinya akan ada penyesuaian jumlah pagu, atau kebijakan alih fungsi SMA menjadi SMK untuk menarik minat siswa.

“Kita ajukan evaluasi nah evaluasinya apa ke depan kita nunggu arahan kepala dinas,” tuturnya.

Alfian menambahkan, kekosongan bangku tersebut terjadi di kota-kota kecil, bukan di Surabaya, Sidoarjo, Gresik maupun Malang. Lanjutnya, kekosongan bangku tersebut banyak terjadi di wilayah Madura.

Oleh sebab itu, Dindik Jatim terus berupaya mensosialisasikan ke masyarakat, agar dapat memilih sekolah terdekat dari rumah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di wilayah-wilayah terdalam.

“Soalnya kalau terkumpul di satu titik kayak dulu, nantinya semangat zonasi terkikis,” pungkasnya.(wld/fra/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs