Jumat, 22 November 2024

Polling: Masyarakat Surabaya Antusias Wacana Pemkot Bangun Wisata Kota Tua

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Hasil Wawasan Polling Suara Surabaya soal wacana pengembangan Kota Tua Surabaya, Kamis (19/10/2023). Grafis: Bram suarasurabaya.net

Sebagian besar masyarakat antusias dan setuju terkait wacana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membangun wisata “Suroboyo Kutho Lawas”, pada akhir tahun 2023 mendatang.

Dalam program Wawasan Polling Suara Surabaya, Kamis (19/10/2023), hampir semua masyarakat mendukung konsep kota tua di wilayah Surabaya Utara tersebut.

Dari data Gatekeeper Radio Suara Surabaya, dari 15 pendengar yang mengudara, 12 di antaranya (80 persen) menyatakan setuju dengan kebijakan ini. Sedangkan tiga sisanya (20 persen) menyatakan tidak setuju.

Kemudian dari data Instagram @suarasurabayamedia, sebanyak 235 dari total 251 voters (94 persen) menyatakan setuju wacana Pemkot Surabaya itu, sedangkan 16 voters sisanya (empat persen) menyatakan tidak setuju.

Untuk diketahui, wacana menyulap Surabaya Utara menjadi  kota tua diwacanakan Eri Cahyadi Wali Kota bisa tuntas pada 31 Desember. Titik-titik yang bakal disulap jadi kawasan kota tua, diantaranya Jembatan Merah, Jalan Karet dan sekitarnya.

Nantinya, wisata kota tua itu bakal berbeda dengan kawasan Tunjungan Romansa. Salah satu perbedaannya, kawasan tersebut akan dipaving sehingga menambah kesan kota tua seperti halnya yang ada di Semarang dan Jakarta.

Menanggapi wacana tersebut, Putu Rudi Satriawan Pakar Tata Ruang Kota dan Lingkungan Hidup Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberikan apresiasinya.

Menurutnya, apa yang dilakukan Pemkot merupakan gagasan mulia karena secara tidak langsung memanfaatkan banyak aset baik milik masyarakat maupun pemerintah yang tak terpakai.

“Katakanlah tempat itu sekarang misalnya ada gudang-gudang yang tidak terpakai. Artinya kan di situ ada kelebihan pasokan infrastruktur, misalkan air bersih, misalkan listrik, padahal pemerintah punya perencanaan untuk mengembangkan sebagai kawasan wisata kota tua,” ujarnya waktu mengudara di program Wawasan Polling Suara Surabaya, Kamis.

Menurut dosen tata ruang ITS itu, Surabaya memang harus belajar dan mencontoh apa yang dilakukan Semarang, Jakarta, bahkan kota-kota mancanegara yang lebih dulu melestarikan  kota tuanya.

Sementara terkait strategi untuk menarik wisatawan datang, kata Putu Rudi, tentu pemkot sebagai pengelola harus menghadirkan strategi seperti mengadakan atraksi, serta mengembangkan tema sesuai kebutuhan.

“Konsep kota tua itu sangat-sangat promising (menjanjikan) ya sebetulnya, sangat menjual juga. Tetapi kan juga harus dijelaskan atraksinya apa di situ, visual saja atau ada atraksi-atraksi lain misalnya benda-benda atau barang-barang dari zaman lama yang dipamerkan di sana. Bentuknya bisa seperti museum atau ada beberapa kuliner yang menampilkan jajanan-jajanan masa lalu khas Surabaya,” jelasnya.

Terkait fungsi dan bentuk bangunan Kota Tua, menurutnya harus ditentukan ketika ada kesepakatan dan komunikasi antar stakeholder. Peninggalan kota tua yang bersifat bangunan atau jalan, harus menjadi perhatian pokok.

“Jangan lupa jalan-jalan (di kota tua) itu tidak harus semua jalan dilebarkan ya. Karena jalan-jalan kecil itu kan juga bagian dari masa lalu sebetulnya. Dan itu juga punya nilai ekonomi, punya nilai sejarah yang dapat dijual,” ucapnya.

Dengan target yang cukup singkat, yakni kurang dari tiga bulan jelang akhir Desember 2023, Putu Rudi berharap agar Pemkot bisa terus berkomunikasi dengan ahli sejarah, proses pengembangan tidak mengubah nilai sejarah.

Apalagi, pengembangan kota tua itu, Pemkot Surabaya tidak mendirikan UPT khusus yang menangani, seperti halnya di Semarang maupun Jakarta. Pemkot Menugaskan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) untuk mengatasi pengembangan Kota Tua.

“Kalau ingin lebih serius, ditangani semacam UPP atau lembaga tersendiri. Tapi barangkali kan di Surabaya ini kan baru awalan, baru tahap inisiasi, tidak apa-apa dibawah Disbudporapar, tapi nanti ketika seluruh kawasan itu ditetapkan sebagai kawasan wisata kota tua dan sudah stabil, maka saya sarankan dibentuk badan khusus yang menangani,” ujarnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs