Polisi Kantongi CCTV Apartemen CA Mahasiswi Unair yang Ditemukan Meninggal

Penyelidikan kasus meninggalnya CA mahasiswi kedokteran hewan Universitas Airlangga (Unair) yang ditemukan tak bernyawa di dalam mobil di kawasan apartemen mangkarak di Tambakoso, Waru, Sidoarjo masih berlanjut.

Terbaru, kepolisian Polresta Sidoarjo sudah mengantongi rekaman CCTV Hari Sabtu (4/11/2024) di apartemen tempat tinggal korban.

Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro Kapolresta Sidoarjo menyatakan, CCTV itu menjadi barang bukti polisi untuk memastikan penyebab CA meninggal di dalam mobil.

“Jadi di CCTV terlihat bahwa pada pukul 14.40 WIB korban keluar kamar sendiri, kemudian korban keluar pada pukul 15.10 WIB, juga terlihat korban ini keluar sendiri,” kata Kusumo, Selasa (7/11/2023).

Meski begitu, polisi belum bisa memastikan terkait dugaan CA meninggal dunia apakah karena bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan.

“Kami masih belum bisa menyimpulkan meskipun dugaan-dugaan itu ada kami masih nunggu hasil-hasil lain,” ujar Kusumo.

Barang bukti lain yang dipakai polisi untuk menyelidikan kasus ini adalah temuan gas helium di dalam mobil korban. Waktu pertama kalo ditemukan, kepala korban tertutup plastik yang tersambung dengan gas helium melalui selang.

“Itu juga masih dalam penyelidikan kami, karena kami juga dari keluarga belum memberi keterangan karena masih berduka. (Posisi gas helium) Ada di samping korban,” ujar Kusumo.

Hingga kini polisi masih menunggu hasil autopsi korban yang diperiksa sejak Minggu (5/11/2023) kemarin di RS Bhayangkara Surabaya.

“Autopsi belum keluar,” tandas Kusumo.

Sebagai informasi, AC mahasiswi kedokteran hewan Unair ditemukan meninggal dunia di dalam mobil dengan kepala tertutup plastik di kawasan apartemen Tambakoso, Waru, Sidoarjo pada Minggu (5/11/2023).

AKP Ahmad Yani Kanit Reskrim Polsek Waru mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh seorang sekuriti sekitar pukul 05.30 WIB, dengan kondisi pintu mobil tidak terkunci.

Yani menyebut petugas tidak menemukan tanda kekerasaan pada pemeriksaan fisik. Namun, dirinya belum bisa menyimpulkan apa penyebab korban meninggal dunia.

“Di ruang autopsi saya sekarang. Tadi pengecekan awal tidak ada tanda kekerasan. Barang korban juga masih utuh,” kata Yani kepada suarasurabaya.net, Minggu (5/11).

Tidak hanya itu, polisi juga menemukan surat wasiat di dalam korban yang ditulis menggunakan Bahasa Inggris. Surat itu berisi pesan permintaan maaf korban kepada keluarganya.

Kombes Pol Dirmanto Kabid Humas Polda Jatim menyatakan pihaknya memberikan asistensi kepada Polda Jatim untuk menguji surat wasiat korban secara forensik.

“Surat wasiat itu ditulis tangan yang kemudian identik dengan yang menulis adalah korban. Namun demikian polisi akan cermat, itu akan tetap kami (uji) laboratorium forensik. Apakah (surat) itu benar tulisan daripada korban,” kata Dirmanto.(wld/iss/ipg)