Jumat, 22 November 2024

Polemik Seragam Mahal, DPRD Jatim Pertanyakan Program TisTas Khofifah

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Mathur Husyairi Anggota Komisi E DPRD Jatim waktu ditemui usai rapat hearing, Senin (31/7/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Buntut polemik seragam mahal SMA/K di Jawa Timur (Jatim) membuat Mathur Husyairi anggota Komisi E DPRD Jatim mempertanyakan Program Pendidikan Gratis Berkualitas (TisTas).

Sebab program itu dicanangkan oleh Khofifah Indar Prawansa Gubernur Jatim bersama Emil Elesitanto Dardak Wagub Jatim waktu kampanye silam.

Mathur menyoroti keberlangsung program TisTas yang tidak berjalan mulus. Sebab dirinya dan anggota Komisi E lain masih mendapat aduan soal harga seragam mahal hingga sekolah yang meminta pungutan dalam bentuk infaq kepada siswanya.

Menurut politisi PBB itu, program TisTas seharunya bisa diimplementasikan lewat pengadaan seragam gratis untuk siswa SMA/K negeri di Jatim. Melalui alokasi anggaran dari APBD Jatim.

“APBD kita setiap tahun Rp31 triliun. Dan serapannya selalu rendah, bahkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) mencapai Rp4 triliun setiap tahunnya,” kata Mathur waktu ditemui di Gedung DPRD Jatim, Senin (31/7/2023).

Selain itu, Mathur dan sejumlah anggota Komisi E lainnya juga sependapat kalau untuk mengatasi polemik seragam mahal ini tidak perlu sampai untuk menghentikan penjualan seragam secara sementara waktu.

Apalagi Khofifah justru merespons polemik seragam mahal itu, dengan mengancam mencopot kepala sekolah hingga Kepala Cabang Dindik Jatim.

“Untuk menjawab keresahan masyarakat kemarin itu bukan dengan mecatin kepala sekolah atau nakut-nakutin kayak Kacabdin. Coba bilang, mohon maaf ke masyarakat Jatim. Tahun depan saya bayar itu seragam gratis dengan APBD’,” ujar Mathur.

Komisi E DPRD Jatim, lanjut Mathur, bakal mendukung supaya program seragam gratis itu masuk di RAPBD Jatim tahun anggaran 2024, yang tengah dibahas di Badan Anggaran (Banggar).

“Kami akan dukung di banggar. Baru kami putuskan bahwa TisTas ini benar-benar dilaksanakan oleh gubernur. Keberpihakan kepada masyarakat Jatim, ya ayo dibuktikan,” ujarnya.

Senada dengan Mathur, Artono anggota Komisi E yang lain juga melihat program TisTas masih belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Program TisTas harus betul betul sempurna dilaksanakan. Program TisTas ini nyaris susah diwujudkan,” ucapnya.

Sementara itu Aries Agung Paewai Kadindik Jatim pun bakal menampung sejumlah usulan dari sejumlah dewan tadi, dan dijadikan bahan evaluasi.

Namun terkait program seragam gratis pda tahun 2024, Aries berpendapat kalau untuk mewujudkan keinginan itu masih harus melihat kemampuan fiskal Jatim.

Kata Aries pihaknya meminta kepada sekolah supaya memberi seragam gratis kepada siswa yang tidak mampu dengan cara menunjukkan kartu miskin.

“Kalau fiskal kita mencukupi dan memang bisa membantu anak siswa kita, kenapa tidak (memberikan seragam gratis). Itu keinginan kita,” katanya.(wld/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs