Pertemuan pada Rabu (15/11/2023) mendatang antara Xi Jinping Presiden China dan Joe Biden Presiden Amerika Serikat diharapkan mendorong upaya menstabilkan hubungan antara kedua perekonomian terbesar di dunia tersebut.
“Mereka tentu memiliki agenda sangat kompleks yang harus diselesaikan oleh kedua pihak. Namun yang pertama dan terpenting, mereka harus mencari cara untuk menstabilkan hubungan,” kata Denis Simon, salah satu akademisi terkemuka dari Institute for China-America Studies.
Melansir dari Antara, Senin (13/11/2023), Simon juga merupakan seorang profesor Bisnis dan Teknologi Global di University of North Carolina Chapel Hill sekaligus direktur eksekutif Pusat Kebijakan Inovasi di Fakultas Hukum Duke University.
“Harus ada kejelasan yang lebih besar mengenai jalan mana yang kita ambil, ke mana tujuan kita, dan bagaimana kita akan mencapai hubungan jangka panjang yang dapat diterapkan antara kedua negara,” kata Simon.
Dia pun menyuarakan harapan bahwa kebijaksanaan dan kepemimpinan kedua kepala negara tersebut dapat menghadirkan “hari esok yang lebih baik.”
“Menjadi kewajiban bagi kedua negara dan para pemimpinnya untuk menemukan jalan ke depan guna mengurangi ketegangan dan agar warga kedua negara dapat memperoleh manfaat dari keterlibatan kedua pemerintah,” ujarnya.
Simon menyuarakan harapan bahwa tanda-tanda positif yang baru-baru ini terjadi dalam hubungan AS-China dapat “mengarah pada hubungan yang lebih baik.”
“Fakta bahwa terjadi dialog (di antara) para pemimpin senior merupakan hal yang baik,” kata Simon.
Dia menambahkan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh berbagai pejabat senior dari kedua negara merupakan indikasi sesuatu yang positif sedang terjadi. “Dan sinyal-sinyal itu mereka sampaikan ke masyarakat umum,” ujarnya. (ant/mel/saf/ipg)