Israel dilaporkan bersiap mengakhiri operasi darat militer mereka di Jalur Gaza, sebagai bagian dari perang tahap ketiga.
Media Israeli Public Broadcasting Corporation pada, Jumat (24/12/2023) waktu setempat, melaporkan tahap ketiga itu dilanjutkan dalam beberapa pekan mendatang, sesuai capaian operasi.
“Tahap ketiga mencakup penghentian operasi darat di Jalur Gaza, mengurangi jumlah pasukan angkatan darat dan penarikan pasukan cadangan, beralih ke serangan udara, dan mendirikan zona penyangga di perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza,” tulis media propaganda Israel tersebut.
Dalam laporannya, media itu mengklaim pasukan Israel telah merebut kendali di sebagian besar wilayah Gaza utara, tetapi menghadapi kesulitan besar di wilayah selatan.
Dilansir Antara dari kantor berita Anadolu, sedikitnya 472 tentara Israel meninggal sejak operasi darat di daerah Palestina itu mulai 27 Oktober 2023, menurut data militer Israel.
Sementara situs berita Walla dan Saluran 12 Israel melaporkan pada, Kamis (24/12/2023), salah satu pasukan mereka di Gaza yang dikenal sebagai Brigade Golani telah kehilangan 44 tentara dalam 70 hari pertempuran.
Menurut laporan tersebut, pasukan tersebut meninggalkan Gaza untuk melakukan restrukturisasi internal dan mengunjungi keluarga mereka selama beberapa hari.
Di sisi lain, serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah merenggut lebih dari 20 ribu korban jiwa dari warga Palestina, yang mayoritas perempuan dan anak-anak, dan melukai 53.320 orang menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan membabi buta Israel juga menyebabkan kehancuran di Gaza. Separuh kawasan permukiman rusak dan hancur, dan hampir 2 juta orang terpaksa mengungsi di daerah kantong padat penduduk itu di tengah kekurangan makanan dan air bersih.
Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan di X pada, Sabtu (23/12/2023), bahwa penduduk Gaza sedang menderita kelaparan.(ant/bil/rid)