Sejak 2018 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) memiliki dan menjalankan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Kemudian hingga tahun 2022 lalu TPBIS ini telah mencakup 3.505 desa/kelurahan, 399 kabupaten/kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Dalam rilis Perpusnas RI, Jumat (1/9/2023), program ini mendapat dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, Program Prioritas keempat (PP IV) yaitu ‘Meningkatkan budaya literasi, inovasi dan kreativitas’.
Ini membuktikan bahwa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) secara aktif telah berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan dengan menyediakan akses informasi melalui layanan buku, perangkat IT seperti komputer dan internet serta melalui kegiatan pemberdayaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk mendukung Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Perpusnas telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) Regional bertemakan Menjadi Perpustakaan Inovatif dan Kreatif dengan CIEL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship and Leadership) pada tanggal 22-23 Agustus 2023 di Regional Jakarta.
Tujuan diadakannya PLM Regional ini adalah untuk memfasilitasi proses self assessment setiap perpustakaan, mengetahui performa implementasi program sekaligus memberikan penguatan kreativitas, inovasi dan kemampuan komunikasi para pengelola perpustakaan.
Dalam rangkaiannya, agenda pokok kegiatan PLM Regional antara lain, update capaian/keberhasilan TPBIS dari perpustakaan mitra program, testimoni kisah sukses penerima manfaat layanan perpustakaan, kelas berbagi dengan topik-topik yang relevan dengan transformasi perpustakaan, serta penyampaian materi penguatan kapasitas pengelola perpustakaan dari narasumber-narasumber yang ahli di bidangnya.
Pada hari pertama, dalam sambutannya, Woro Titi Haryanti Pustakawan Ahli Utama Perpusnas menyatakan UNESCO mendorong pemerintah pusat dan daerah supaya secara aktif menyediakan perpustakaan umum atas dasar persamaan akses bagi seluruh masyarakat tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan, bahasa dan status sosial.
“Program TPBIS adalah pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan,” ujar Woro.
Woro mengharapkan, kegiatan ini dapat menjadi kesempatan dan peluang yang baik untuk mengembangkan kreativitas peserta dalam mengelola perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Kemudian pada hari kedua, Perpusnas menghadirkan narasumber dari Team Leader Konsultan Pendamping Program MarkPlus Inc. yaitu Erlyn Sulistyaningsih dan Yosanova Savitry Deputi CEO MarkPlus Inc.yang menerangkan mengenai Key Performance Indicator (KPI) untuk mendorong percepatan pencapaian dan mengetahui prioritas lokasi yang membutuhkan pembinaan, serta konsep komunikasi yang baik dan handal dalam proses transformasi perpustakaan.
Pada rangkaian kegiatan pertama yang diadakan di Regional Jakarta, Perpusnas mengundang peserta dari beberapa daerah di antaranya Bengkulu, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, DI.Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat dan lainnya.
Peserta sejumlah 309 peserta ini berasal dari 17 perpustakaan provinsi, 66 perpustakaan kabupaten/kota dan 266 perpustakaan desa/kelurahan. Acara kemudian dilanjutkan ke Regional Surabaya pada tanggal 29-30 Agustus 2023.(faz/iss)