Jumat, 22 November 2024

Rhenald Kasali: Orang Tua Perlu Bangun Mindset Anak Melalui Challenge

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Rhenald Kasali praktisi bisnis waktu mengiri forum Ngobrol Santai Jawa Timur di Kantor Pos Kebonrojo Surabaya, Minggu (9/7/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Diskusi siang tadi di Kantor Pos Kebonrojo Surabaya bersama Rhenald Kasali praktisi bisnis berlangsung gayeng. Puluhan audiens melontarkan berbagai pertanyaan kritis kepada Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) itu.

Dari puluhan pertanyaan itu didominasi para orang tua yang mengutarakan keresahaan tentang proses parenting dan perkembangan tekonologi yang dikhawatirkan memengaruhi anak.

Keresahan itu disampaikan Cahyo kalau anaknya yang menempuh pendidikan kedokteran di salah satu universitas di Surabaya mulai memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dalam mengerjakan tugasnya.

“Itu gampang penelitian itu sudah ada di AI, kata anak saya. Padahal kemampuan dasar harusnya bisa dikuasai,” ucap Cahyo kepada Rhenald dalam forum tersebut, Minggu (9/7/2023).

Selain Cahyo, ada juga Laksmi, seorang ibu yang bingung bagaimana cara merangkul anak di era digital ini. Menurut Laksmi anak-anak di zaman ini cukup idealis dengan segala informasi yang diterima dari internet.

Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, Rhenald menjawab cukup jelas. Bahwa seorang anak harus diedukasi melalui challange atau rintangan guna membentuk mindset mereka.

Grow it mindset. Kita harus mengedukasi anak soal sikap (terhadap tekonologi). Anak-anak harus dilatih dengan tantangan,” ujar Rhenald.

Komisaris Pos Indonesia itu menganalogikan tantangan kepada anak itu seperti, balita dari berbagai daerah apabila diberikan pensil dan kertas akan menggambar kertas itu dengan cara yang sama.

“Semua anak-anak mana saja pasti isinya coret-coret,” imbuhnya.

Namun setelah anak-anak itu melewati proses pembelajaran dalam memahami sebuah objek dan memahami seni melukis. Maka hasilnya akan beda.

Proses pembelajaran itulah yang dimaksud Rhenald sebagai sebuah tantangan yang harus diedukasikan kepada anak. Selain itu anak-anak yang dilatih untuk melewati tantangan tidak akan bisa ditandingi oleh sebuah teknologi.

Dia juga berpendapat kalau orang-orang yang terbiasa menghadapi masalah dan tantangan akan cenderung lebih bahagia. “Yang lebih bahagia yang menghadapi tantangan,” tegasnya.

Dalam forum tersebut Rhenald berpesan bahwa tantangan Indonesia di masa depan sangat beragam. Mulai dari pangan, teknologi, hingga krisis geopolitik.

Oleh sebab itu, dia mengatakan Indonesia masih memerlukan sarjana ilmu sains yang lebih banyak lagi. Hal itu bertujuan untuk menciptakan berbagai inovasi di masa depan.

“Harus belajar critical thinking. Untuk menemukan inovasi, membaca algoritma, dan menciptakan teknologi di masa depan untuk Indonesia,” tuturnya.(wld/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs