Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, para penjual di Kampung Bendera kawasan Wonokromo, Kota Surabaya biasanya meraup untung.
Namun tahun ini berbeda. Pendapatan mereka menurun karena pemerintah membagi-bagikan bendera Merah Putih. Salah satunya Rahati, penjual bendera dari Toko Safitri yang mengaku kalau tokonya hanya ramai selama tiga hari saja.
“Tahun kemarin masih Alhamdulillah, sekarang malah tekor. Ramainya hanya 31 Juli, 1 dan 2 Agustus aja. Semua dari pojok ke pojok begitu,” ucap Rahati, waktu ditemui di tokonya, Rabu (9/8/2023).
Rahati mengutarakan kalau semua toko di Kampung Bendera ini sepi karena Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi membuat pengumuman bakal membagi-bagikan bendera.
“Kita jualannya ya kejar-kejaran akhirnya. Kayak sales, ada orang beli maunya gimana. Ya kepinginnya dapat uang,” imbuhnya.
Perempuan berusia 30 tahun itu mengaku dalam penjualan bendera menjelang bulan Kemerdekaan biasanya bisa meraup untung hingga Rp50 juta.
Namun tahun ini dia banyak mengalami kerugian, sebab tokonya tidak kunjung dipadati pembeli menjelang sepekan menuju peringatan Kemerdekaan. “Rugine iku ajur-ajuran (ruginya hancur-hancuran),” imbuhnya.
Pantauan suarasurabaya.net, di toko milik Rahati maupun toko-toko yang lain memang masih dipenuhi bendera Merah Putih, maupun aksesoris-aksesoris kemerdekaan. Bendera-bendera yang masih dipajang itu dijual mulai dari harga Rp20 ribu – Rp200 ribu.
Senada dengan Rahati, Seniwati (36 tahun) dari Toko Mardhotillah mengungkapkan hal yang sama. “Lumayan (penjualan) mas, tapi gak seperti tahun kemarin. Karena kan ada pengumuman pemerintah bagi-bagi bendera ke masyarakat,” katanya.
Seniwati mengatakan pendapatannya turun sampai 30 persen di tahun ini. “Itu kan pesen di perusahaan besar, sekali order pasti banyak,” tuturnya.
Baik Rahati dan Seniwati mengaku, kalau pemerintah tidak membeli bendera Merah Putih di kampung bendera Wonokromo. Oleh sebab itu, belasan pedagang di kawasan itu tidak mendapat untung seperti biasanya.
Namun keduanya mengaku beruntung masih ada pembeli dari pihak RT dan RW untuk merayakan Kemerdekaan. “Terkenal di sini kampung bendera, paling ya RT. Rata-rata gitu per orangan, satu dan dua bendera. Gak banyak kayak 50 bendera seperti tahun kemarin,” ucap Seniwati.(wld/ipg)