Sabtu, 23 November 2024

Pengrajin Batik Pamekasan Terima Binaan untuk Kelola Limbah Zat Pewarna

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Air di Waduk Klampar di Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan berubah warna jadi merah pada Selasa, 11 Juni 2023 lalu. Foto: Dok/Ziyad Firdaus via WA SS

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur membina para perajin batik terkait pengelolaan limbah batik, menyusul adanya kasus pencemaran sungai akibat tercemar limbah zat pewarna beberapa waktu lalu.

“Ini penting kami lakukan agar keberadaan industri batik di Pamekasan ini benar-benar bermanfaat dan menjadi kebanggaan, dan tidak mengotori lingkungan,” kata Supriyanto Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan dilansir Antara, Selasa (01/8/2023).

Supri membeberkan, pembinaan terkait pengolahan limbah batik itu berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan sebagai institusi pembinaan di bidang usaha dan perdagangan.

Dia berharap agar kasus pencemaran tersebut kedepannya tidak terulangi lagi.

Selain mencemari lingkungan, kasus pencemaran sungai itu berpotensi merugikan masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai di Pamekasan, karena banyak warga yang memanfaatkan air sungai itu untuk mandi dan mencuci pakaian.

“Pembinaan yang kami lakukan kepada perajin batik tulis ini bukan dalam rangka menghentikan penyelidikan yang dilakukan polisi, akan tetapi untuk jangka panjang,” ungkapnya.

Kepala DLH kembali menegaskan bahwa jajarannya ingin kasus itu jangan sampai terulang, karena itu juga akan menodai citra Kabupaten Pamekasan yang telah dinobatkan sebagai kota batik di Pulau Madura.

Sekadar informasi, kasus pencemaran sungai dari limbah zat pewarna batik di Kabupaten Pamekasan terjadi pada 10 Juli 2023. Akibat kejadian itu, warga air sungai di Pamekasan berubah menjadi merah.

Sebanyak enam orang telah diperiksa oleh Polres Pamekasan terkait kasus itu. (ant/bnt/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs