E Aminudin Aziz Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan pengakuan UNESCO menjadi pintu emas untuk membuanakan Bahasa Indonesia di kancah internasional.
“Pintu sekarang sudah dibuka peluang sangat banyak dan juga manfaatnya masa tidak dimanfaatkan pintu emas itu untuk semakin membuanakan atau menduniakan Bahasa Indonesia,” kata Amin saat di konfirmasi di Jakarta, yang dilansir Antara, Kamis (14/12/2023).
Amin menuturkan dengan masuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 yang diakui Konferensi Umum UNESCO, pemerintah mempunyai kewajiban untuk menerjemahkan dokumen-dokumen UNESCO ke dalam bahasa Indonesia.
“Menerjemahkan dokumen-dokumen UNESCO tersebut sesuai dengan pilihan Pemerintah Indonesia, seperti konstitusi UNESCO yang sudah kami terjemahkan,” tutur Amin.
Ia menambahkan kewajiban kedua yang perlu pemerintah lakukan adalah harus menerjemahkan dokumen-dokumen Indonesia yang penting seperti Undang-Undang Dasar 45 dan undang-undang tentang bendera apapun yang menjadi satu dokumen penting ke dalam bahasa Prancis dan bahasa Inggris.
Selain itu, kewajiban lainnya ketika ada sidang menggunakan bahasa Indonesia, pemerintah wajib menyediakan penerjemah dengan standar yang telah di tetapkan UNESCO.
“Ini adalah batu ujian yang harus kami kerjakan saya sangat yakin teman-teman di Indonesia bisa melakukannya,” ucap Amin.
Amin mengungkapkan Badan Bahasa akan terus menggelorakan dengan kegiatan-kegiatan lain seperti kesastraan daerah yang akan di bahas bersama-sama UNESCO.
“Itu sudah menjadi target pertama kami untuk tahun yang akan datang bersama dengan UNESCO,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Amin mengatakan target lainnya untuk bahasa Indonesia khususnya untuk di dalam negeri hingga kini masih ada masalah yaitu masih banyaknya orang yang lebih mementingkan bahasa asing ketika di ruang publik.
“Ini yang kemudian menjadi target dari badan bahasa dan seluruh elemen masyarakat, untuk semakin memartabatkan bahasa Indonesia apalagi bahasa Indonesia sudah status berbahasa resmi UNESCO,” katanya.(ant/and/ipg)