Jumat, 22 November 2024

Peneliti UGM Minta Penanganan Kekeringan Tak Hanya Dropping Air Bersih

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi kekeringan. Foto: grafis suarasurabaya.net

Djati Mardiatno peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA UGM) Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta penanganan potensi kekeringan selama musim kemarau oleh pemerintah daerah (Pemda) tidak sekadar diwujudkan melalui dropping atau distribusi air bersih.

Menurutnya, banyaknya intensitas distribusi air bersih menunjukkan bahwa manajemen risiko kekeringan di suatu daerah masih perlu diperbaiki.

“Distribusi air bersih kan sifatnya hanya respons ya. Keberhasilan penanganan bencana kekeringan justru ditandai berkurangnya ‘dropping’ yang dilakukan,” ujarnya di Yogyakarta, Minggu (30/4/2023) dikutip Antara.

Djati menuturkan bahwa sedikitnya pasokan air bersih ke daerah yang dilanda kekeringan, menadakan bahwa pemda bersama warga setempat telah mampu memitigasi dan mengantisipasi jauh sebelum kekeringan terjadi.

Ia mencontohkan, di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang setiap tahun beberapa wilayahnya mengalami kekeringan, semestinya telah terbangun sarana sumur bor serta pipanisasi secara memadai hingga menjangkau seluruh permukiman warga.

Selain itu, warga setempat juga dipastikan telah memiliki budaya memanen air hujan dengan cara menyiapkan tandon air secara mandiri.

Dengan kesiapan itu, menurutnya pemda beserta warga akan tetap tenang menghadapi kemungkinan terjadinya kekeringan, meski BMKG meramalkan bahwa musim kemarau yang terjadi tahun ini lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Sebetulnya kita kan sudah beberapa kali menghadapi fenomena ‘El-Nino’. Belajar dari pengalaman semestinya sudah tidak kaget lagi,” kata dia.

Djati menyebut kampanye memanen air hujan bisa dikatakan terlambat karena telah memasuki musim kemarau. Meski demikian, dia mengungkapkan kalau hal itu masih memungkinkan untuk dilakukan.

“Semestinya itu dilakukan saat awal musim hujan kemarin. Sekarang antisipasinya adalah menghemat air. Gunakan air secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs