Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Kota Surabaya sudah melakukan pemeriksaan ante mortem ribuan hewan kurban milik pedagang. Belum menemukan indikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD).
“Belum ada laporan PMK dan LSD sampai hari ini,” kata Dokter Hewan Sunarno Aristono Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya, Jumat (23/6/2023).
Total sudah ada 1.974 ekor sapi yang diperiksa, 3.105 ekor kambing, dan 30 ekor domba.
Jumlah itu, lanjut Aris baru mencapai 30 persen dari total keseluruhan hewan kurban yang sudah masuk Kota Surabaya.
Dinas KPP mencatat secara keseluruhan ada 8.346 hewan kurban yang masuk Surabaya. Terdiri dari 5.035 sapi dan 3.311 kambing yang berasal dari 149 permohonan.
Pemeriksaan antemortem sudah dilaksanakan sejak Senin (19/6/2023) hingga mendekati perayaan Idul Adha.
“Karena tanggal 28 Juni sudah ada yang melakukan pemotongan,” ujarnya.
Mekanisme pemeriksaan kesehatan yang dilakukan tim Dinas KPP meliputi bagian mulut, kelembapan hidung, kondisi mata, tubuh, hingga feses atau kotoran hewan. Itu untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi steril dari paparan penyakit, seperti PMK, LSD, dan diare.
“Semua tidak boleh ada luka maupun benjolan karena khawatirnya ada penyakit PMK maupun LSD. Kemudian kalau diare itu bekas kotorannya kelihatan cair, kemungkinan disebabkan cacingan,” ucapnya.
Selain itu petugas juga memastikan bahwa hewan kurban yang diperdagangkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
“Termasuk bagian scrotum ada cacat atau tidak, kalau ada tanduknya bisa dilihat kondisinya bagaimana apakah ada patahan atau tidak,” katanya.
Oleh karena itu, pemeriksaan ante mortem turut melibatkan petugas dari masing-masing kecamatan untuk melakukan pengecekan syarat kelengkapan para pedagang hewan kurban untuk membuka lapak.
“Jumlah penjual kurban yang sudah diperiksa 58 orang,” ujar Aris. (lta/iss)