Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyebut psikologis para siswi salah satu MI swasta Surabaya yang menjadi korban pelecehan gurunya sendiri dalam kondisi stabil.
Itu diungkapkan Nanik Sukristina Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB), Kamis (23/2/2023).
Hasil pendampingan yang dilakukan sejak Rabu (22/2/2023), lanjut Nanik, seluruh psikologis korban dalam kondisi stabil. Pendampingan dilakukan DP3A-P2KB dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang keduanya dibawahi Nanik.
“Pendampingan bagi korban dan orang tua pada proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya. Pendampingan korban untuk dilakukan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara,” kata Nanik Sukristina melalui keterangan resminya.
Selain pendampingan, puskesmas juga melakukan penyuluhan dan edukasi tentang pendidikan seks pada seluruh siswa MI tersebut.
“Kegiatan penyuluhan itu dilakukan pada tanggal 22 Februari 2023 oleh Puskesmas Gading Surabaya,” sebutnya.
Kesimpulan kestabilan kondisi psikologi siswi korban pelecehan itu, lanjut Nanik, karena para korban sudah bisa bercerita, tidak menarik diri dari lingkungan dan tetap bersekolah.
“Lingkungan sekolah kondusif, pembelajaran seperti biasa, tidak ada diskriminasi bagi korban, serta kepala sekolah, guru-guru dan wali murid support,” terangnya.
Meski begitu, Nanik memastikan, pemkot akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan para korban.
“Tetap dilakukan pendampingan dan pemantauan oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas dan DP3AP2KB,” pungkasnya.(lta/dfn/ipg)