Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya minta orang tua melaporkan sekolah yang tak melakukan penerimaan siswa baru SD sesuai ketentuan penghapusan tes calistung.
Menindaklanjuti SE Dirjen PAUD, Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengatakan, sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 421/4552/436.7.1/2023 tentang Penguatan Transisi Pendidikan Anak Usia Dini ke Sekolah Dasar Kelas Awal.
“SE sudah kami sampaikan ke sekolah-sekolah, khususnya di SD karena tidak ada tes calistung karena kita mengikuti SE dari kementerian,” kata Yusuf, Rabu (5/4/2023).
Yusuf menyebut, pembelajaran PAUD memang mengenalkan huruf dan angka namun dibuat pembelajaran yang menyenangkan.
“Pembelajaran menyenangkan ini apa? Seperti melatih kemandirian siswa untuk belajar. Harapannya waktu transisi dari PAUD ke SD, orang tua tidak perlu khawatir. Sedangkan untuk calistung akan dilakukan dan diperkuat saat SD,” terangnya.
Ia minta, para orang tua tidak khawatir dengan penghapusan tes calistung untuk penerimaan peserta didik baru pada jenjang SD, yang berlaku mulai tahun ajaran baru 2023/2024.
Dispendik Surabaya berjanji akan memantau langsung proses penerimaan peserta didik.
“Kami akan memantau proses pelaksanaan pendaftaran, jika tidak sesuai maka orang tua bisa melapor ke dinas. Sebab, sekolah sudah punya indikator-indikator penerimaan peserta didik baru. Artinya orang tua tidak perlu khawatir,” pungkasnya.
Terpisah, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memastikan transisi pembelajaran PAUD menuju SD di Kota Surabaha akan berjalan lancar.
“Pendidikan bukan hanya kognitif, tetapi Kemendikbud saat ini juga fokus pada pendidikan karakter anak. Jadi saya mendukung program Kemendikbud karena di Surabaya juga sudah berjalan,” kata Eri, Selasa, (4/4/2023).
Di Kota Surabaya sendiri, Wali Kota Eri telah membuat berbagai inovasi dalam pengembangan pendidikan karakter anak. Seperti penghapusan PR pada sekolah negeri dan swasta dengan pendidikan karakter, hingga pelaksanaan program Sinau dan Ngaji Bareng di setiap Balai RW di Kota Pahlawan.
“Hal ini juga sejalan dengan program Pemkot Surabaya untuk menguatkan pendidikan karakter atau non akademik. Jadi anak-anak tidak hanya mendapat pendidikan akademik saja, tetapi juga mendapatkan pendidikan karakter. Kalau hanya fokus pada akademik, anak tidak bisa mengeluarkan potensi yang lainnya,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Munayah Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Surabaya mengatakan, proses seleksi siswa baru SD/MI sederajat sudah lama tidak memakai tes calistung. Mekanisme penerapannya bergantung dari sekolah masing-masing. (lta/iss)