Pemerintah Kota Surabaya mengimbau seluruh warga agar mewaspadai segala macam modus penipuan yang beredar. Agar tak menjadi korban kejahatan, kebenaran informasi harus betul-betul dipastikan.
Imbauan itu disampaikan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyusul peristiwa penipuan dengan modus kecelakaan yang menimpa warga Surabaya pada Senin (6/2/2023) lalu.
NH, orang tua murid SMPN 6 Surabaya, Jawa Timur mengaku kehilangan uang Rp84 juta karena menjadi korban penipuan bermodus telepon dari sekolah. Penipu mengatakan, anak NH mengalami kecelakaan jatuh dari tangga sekolah lalu tidak sadarkan diri, dan sudah dibawa ke rumah sakit.
“Misal kecelakaan, nanti biasanya ada yang telepon malam-malam. Kalau ada yang telepon cek dulu, ditanyakan rumah sakit mana,” kata Eri Cahyadi, Rabu (7/2/2023).
Menurutnya, modus telepon itu sudah berulang kali terjadi. Yang paling penting, warga diminta lebih berhati-hati ketika menerima telepon dari orang tak dikenal.
“Kejadian ini sudah terjadi berulang kali. Kalau sudah berulang kali terjadi dengan modus yang sama, maka kalau kita kena, berarti kita yang kurang hati-hati,” katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya, modus penipuan dengan mengaku pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga kerap dilakukan oleh pelaku kejahatan.
“Nanti juga sama, ketika ada pergantian Sekretaris Daerah (Sekda) atau wali kota pasti ada telepon (penipuan) seperti itu. Herannya kok masih ada yang tertipu. Makanya saya berharap warga Surabaya mohon berhati-hati,” pesan Cak Eri, sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Eri minta semua warga tidak mudah percaya atas informasi yang diterima.
“Kalau mereka tidak bilang rumah sakit mana, terus nomor ponsel dokternya masih tidak jelas, artinya kan tidak benar. Biasanya juga telepon itu pagi hari, bikin kita kaget. Makanya modus-modus seperti ini supaya lebih hati-hati, lebih dikuatkan lagi imannya biar tidak gampang dibohongi,” pungkasnya.(lta/dfn/ipg)