Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menegaskan, pihaknya akan mengelola sendiri wisata di kawasan kota tua tanpa membentuk badan pengelola khusus seperti wilayah lain.
Menurut Eri, pengelolaan oleh dinas yang sudah ada merupakan bagian dari upaya meningkatkan efektivitas reformasi birokrasi.
“Kalau mengadakan badan lagi, bagaimana membesarkan birokrasi? Saya ini memotong reformasi bikrorasi, semakin kecil, semakin efektif, semakin bagus,” jelas Eri, Rabu (11/10/2023).
Wisata kota tua yang akan dinamai Wisata Kutho Lawas di Surabaya utara itu, lanjut Eri, seperti kawasan cagar budaya lainnya akan di bawah kelola Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar).
“Cukup di bawah Disbudporapar. Karena semakin banyak bidang, kalau tidak menghasilkan buat apa? Apa cuma mengurusi kota tua aja?” imbuhnya.
Ke depan, Eri menyebut akan merealisasikan Badan Riset dan Inovasi Daerah Surabaya untuk memperkirakan suatu kawasan wisata berpotensi berjalan atau tidak.
“Yang penting adalah teknologi BRIDA di bawah Bappeko. Sebenarnya setiap inovasi butuh riset apa itu berjalan. Ini lebih penting,” tandasnya.
Diketahui, pemerintah berencana menghidupkan kawasan wisata kota tua di sekitar Jembatan Merah pada akhir Desember 2023.
Rencana itu mendapat masukan termasuk pemerhati sejarah Kuncarsono Prasetyo dari Begandring Soerabaia.
Menurutnya, supaya berhasil seperti Jakarta dan Semarang, perlu badan pengelola khusus kawasan Wisata Kota Tua. Tujuannya fokus menyusun konsep hingga mengelola. Termasuk anggarannya tidak mengambil APBD.(lta/saf/rid)