Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih mengkaji skema Buy The Service (BTS), atau pembelian layanan angkutan umum listrik sembari menunggu masa uji coba kendaraan selesai.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, kajian dilakukan untuk menimbang lebih ekonomis membeli kendaraan dengan perawatan, atau skema BTS.
“Sebenarnya saya juga menghitung kemarin kepada teman-teman jajaran Pemkot Surabaya, kalau beli mobil baru sama mobil sewa. Karena apa, kalau mobil baru ekonomisnya lama lima tahun, service ringan. Setelah itu onderdilnya mahal,” jelas Eri, Jumat (16/11/2023).
Skema BTS menurutnya lebih menguntungkan karena pemkot tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan atau pemeliharaan.
“Tapi nanti akan dihitung dari biaya operasionalnya, biaya busnya berapa. Itu kan lebih ringan,” terangnya.
Diketahui ada tujuh unit bus dan feeder listrik milik swasta yang bekerjasama dengan pemkot, untuk diujicoba selama tiga bulan sejak awal November lalu.
Selanjutnya baru diputuskan apakah kerja sama kendaraan listrik itu diperpanjang dengan skema BTS.
Jika iya, Eri menyebut kemungkinan sistem yang sama akan diterapkan pada kendaraan dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) juga.
“Kalau perlu mobil dinas jual semuanya. Setelah itu pakai sewa, mana yang lebih untung. BTS ini menjadi cara berpikir kita bagaimana menggunakan efisiensi penggunaan anggaran kendaraan dinas roda dua dan empat,” jelasnya.
Sekaligus upaya ini mempercepat elektrifikasi pemkot untuk menjaga lingkungan.
“Kita konsisten, komitmen bagaimana menjaga lingkungan. Ini salah satu komitmen kita,” tandasnya. (lta/and/bil/ipg)