Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Angkat 16 Kepala Sekolah dari Program Guru Penggerak

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pelatihan guru penggerak. Foto : Antara

Tri Endang Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menyatakan pihaknya telah mengangkat 16 orang dari Program Guru Penggerak menjadi kepala sekolah dan dua orang dari program yang sama bekerja di Dinas Pendidikan Kota Surabaya.

“Semuanya 18 orang yaitu 16 menjadi kepala sekolah dan dua di dinas. Sekarang kami sedang menyeleksi 74 orang lulusan Guru Penggerak untuk menjadi kepala sekolah,” katanya dalam tur media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/12/2023).

Melansir Antara, Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama enam bulan bagi calon Guru Penggerak.

Kata Endang, sejauh ini terdapat 600 orang guru yang telah mengikuti Program Guru Penggerak baik dari sekolah negeri maupun swasta.

Ia menjelaskan para guru yang mengikuti Program Guru Penggerak akan mendapat pendidikan dan pelatihan (diklat) tambahan terkait manajerial yang diselenggarakan oleh Dispendik Kota Surabaya, untuk memperkuat aspek manajerialnya.

Bahkan, kata Endang, Dispendik Kota Surabaya juga meminta para kepala sekolah untuk memberi tugas tambahan kepada guru yang merupakan Guru Penggerak, seperti menjadi wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, dan sebagainya.

Langkah itu dinilai tepat untuk melatih kemampuan para Guru Penggerak dalam mengetahui dan mengatasi beragam permasalahan yang kompleks di dalam sekolah, sebelum mereka menjadi kepala sekolah

Meski demikian, kata dia, setelah para guru mengikuti Program Guru Penggerak, mereka tidak otomatis bisa menjadi kepala sekolah, melainkan masih harus melewati beberapa tahapan seleksi yang telah disiapkan oleh Dispendik.

Seleksi tambahan tersebut antara lain tes wawancara dan tulis atau fit and proper test, psikotest yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga, tes kejiwaan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Mohamad Soewandhie, dan tes jasmani.

“Tes jasmani dibutuhkan karena beban kerja seorang kepala sekolah cukup tinggi sehingga fisik harus bagus,” katanya.

Sementara itu Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya mengatakan, proses seleksi tambahan bagi Guru Penggerak untuk bisa menjadi kepala sekolah itu sejalan dengan arahan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya.

Arahan itu adalah calon kepala sekolah tidak hanya tuntas secara akademis, melainkan juga dari sisi agama, humanis, dan termasuk dari aspek harmonis yaitu mampu membangun hubungan baik antara guru, siswa, dan orang tua.

“Saya melihat Guru Penggerak diisi oleh orang-orang muda yang giat dalam inovasi pembelajaran. Jika kepala sekolahnya memiliki energi seperti itu, kita bisa bayangkan kondisi sekolah akan sebaik apa ke depan,” kata Yusuf. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs