Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memberikan pendampingan untuk memulihkan trauma korban maupun keluarga imbas kecelakaan maut minibus di Lumajang.
Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya menyebut, pihaknya sudah menerjunkan konselor psikologi untuk pemetaan di lapangan.
“Enam sampai delapan (orang) itu konselor psikologi DP3APPKB,” katanya pada Selasa (21/11/2023).
Pemetaan dilakukan untuk mengetahui, pendampingan apa yang dibutuhkan masing-masing keluarga yang ditinggal korban meninggal.
“Ini tim saya para konselor masih di lapangan visit ke korban. Tetapi memang sebagian besar masih sibuk dengan pemakaman. Masih pendampingan dengan keluarganya yang luka berat,” jelasnya.
Termasuk mengetahui potensi perekonomian yang terganggu setelah anggota keluarga meninggal.
“Kami mencoba menggali dari pihak keluarga intervensi apa yang bisa diberikan oleh pemkot. Seperti ada bapak-bapak yang ditinggal ibunya, kalau perekonomiannya terganggu itu pemkot memberikan intervensi untuk menopang perekonomiannya,” bebernya.
Terutama psikologis korban luka yang masih hidup dan keluarga yang ditinggalkan orang tua atau lainnya.
“Kami tidak akan melepas sampai mereka siap. (Kalau ada anak kecil) mungkin kami intervensi dari sisi sekolah, dia tinggal bersama neneknya, tetapi laporan lebih lanjut masih saya pelajari karena ini masuk terus,” tandasnya. (lta/saf/ham)