Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sedang menyiapkan langkah pencegahan inflasi harga bahan pokok menjelang ramadan. Selain menggerakkan pasar induk, juga melakukan pendataan bahan kebutuhan pokok dengan neraca komoditi.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, Bagian Perekonomian dan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, akan mendata bahan kebutuhan pokok lalu dimasukkan dalam neraca komoditi. Gunanya, untuk mengetahui, bahan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga.
“Jadi, sebenarnya kita sudah melakukan pendataan neraca komoditi bahan kebutuhan pokok, yang dibuat oleh PD Pasar Surya dan Bagian Perekonomian. Dengan neraca komoditi itu, akan tahu mana yang akan naik dalam waktu satu atau dua hari, maka harus ada intervensi dari pemerintah,” kata Eri, Senin (27/2/2023).
Usai diketahui, pemkot akan menyiapkan bahan yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga. Misal, berkoordinasi dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, untuk menyiapkan bahan kebutuhan pokok dalam jangka waktu satu bulan atau dalam setahun.
“Contohnya cabai, dalam satu tahun butuh 1000 ton, maka saya bisa bilang ke kabupaten/kota penghasil cabai, untuk menyiapkan cabai 1000 ton dalam satu tahun. Atau sebulannya butuh 1-100 ton gitu, maka kabupaten/kota itu akan menyiapkan 1-100 ton tadi,” jelasnya.
Secara otomatis kabupaten/kota yang bekerjasama dengan Pemkot Surabaya, akan menyiapkan kebutuhan pokok selama sebulan atau setahun pertama. Sehingga tidak akan ada kenaikan harga, termasuk di momen-momen tertentu.
“Maka dari itu, saya minta untuk menyiapkan neraca komoditi. Langkah itu yang akan kita lakukan dan sudah kita hitung jangka panjang,” ujarnya.
Sementara langkah jangka pendek mengantisipasi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok menjelang ramadan adalah memperkuat pasar induk. Seluruh pedagang di Surabaya diminta untuk kulakan bahan kebutuhan pokok di pasar induk.
Eri menegaskan, harga bahan kebutuhan pokok harus lebih murah dan berkualitas. Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) yang disahkan DPRD, maka pasar rakyat, pasar kecil dan sebagainya harus berjalan beriringan dengan pasar pasar induk yang ada di Kota Surabaya.
“Karena di dalam pasar induk ini kualitasnya juga harus baik, yang kedua harganya harus lebih murah atau sama dengan harga di tempat kulak. Secara otomatis inflasi bisa dikendalikan,” tegasnya.
Jika sampai bahan kebutuhan pokok di pasar induk mengalami kenaikan harga, lanjutnya, maka langsung diintervensi. Misal, kenaikan harga disebabkan bahan bakar minyak (BBM), maka pemerintah akan memberikan intervensi biaya transportasinya.
“Kalau tidak ada ini (pasar induk) ya bubrah (selesai), insya Allah Maret ini sudah harus berjalan, pasar pilihan, pasar tradisional dan pasar masyarakat kulaknya di pasar induk,” pungkasnya. (lta/ihz/rst)