Jumat, 22 November 2024

Pemkot Pastikan Surabaya Bebas Antraks, tapi Tetap Waspada

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Petugas menyuntikkan vaksin ke hewan ternak. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Meski dipastikan Surabaya bebas antraks, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan tetap meminta semua kecamatan untuk waspada dan melaporkan jika menemui gejala hewan sakit.

Dokter Hewan Sunarno Aristono Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Surabaya menyebut, sejak ditetapkan sebagai daerah bebas antraks, tidak pernah ada laporan kasus di Kota Pahlawan.

“Sebenarnya Surabaya itu bebas rabies sejak 1997 dan bebas antraks. Karena tidak pernah ada kasus. Mudah-mudahan tetap bebas selamanya,” ujar Aris dihubungi suarasurabaya.net, pada Selasa (11/7/2023).

Meski tidak ada kasus, lanjut Aris, Dinas KPP meminta semua kecamatan di Surabaya agar waspada.

Kewaspadaan itu akan dituangkan dalam Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Dini Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ) Antraks dan Rabies meneruskan edaran turunan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

“Ini akan kita buat surat edaran wali kota ke camat-camat. Secepatnya. (Masih) diperiksa dahulu di bagian hukum untuk dikoreksi,” terangnya.

Para camat diminta melakukan sejumlah langkah kewaspadaan antraks dan rabies mulai identifikasi pola lalu lintas hewan dari daerah menular hingga vaksinasi.

“Bisa melaporkan kalau di wilayahnya ada sapi yang sakit seperti gejala antraks atau hewan yang rabies,” tambahnya.

Sementara, soal langkah pemerintah pusat, Kementerian Pertanian RI membentuk kader zoonosis di setiap daerah, lanjut Aris, pemkot masih menunggu petunjuk teknis.

“Belum ada. Yang ada kader flu burung ditingkat kelurahan dua orang. Mungkin bisa berubah namanya kader flu burung jadi kader zoonosis nantinya. Nunggu juknis dari pusat,” tandasnya. (lta/saf/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs