Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya meminta, Pemerintah Kota (Pemkot) dan warga mewaspadai penyakit Leptospirosis atau kencing tikus. Meski Dinas Kesehatan Kota Surabaya memastikan belum ada temuan kasus tersebut hingga saat ini.
Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya menyebut, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan.
“Kita tentu bersyukur, karena di Surabaya belum ditemukan Leptospirosis. Namun kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan, karena di Jatim telah ditemukan 249 kasus dan 9 meninggal per 5 Maret lalu. Tentu kita tidak ingin kecolongan. Kewaspadaan ini tentu harus ditingkatkan,” kata Khusnul, Rabu (15/3/2023).
Sosialisasi, sambungnya, harus terus digencarkan tak hanya secara digital tapi juga ke masyarakat melalui kader atau faskes.
“Iya mungkin saja (bukan tidak ada kasus tapi tidak terdeteksi) kalau sosialisasinya digital saja karena tidak semua masyarakat melek digital. Meski sekarang jarang hujan tapi tidak menutup kemungkinan apalagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai,” katanya.
Masyarakat pun harus sejalan untuk membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar tidak sampai kecolongan kasus di Surabaya.
“Kita tidak berharap kecolongan ada kasus itu. Karenanya kita minta dinkes bergerak sama masyarakat utnuk upaya-upaya agar Surabaya tidak ada kasus ini. Salah satunya membiasakan kebiasaan PHBS. Ini jadi upaya cukup vital karena virus itu disebabkan tikus,” sambungnya.
Penghuni kampung padat penduduk, lanjutnya, harus lebih waspada dengan memahami gejala-gejala penyakit Leptospirosis agar bisa langsung memeriksakan diri ketika merasakan.
“Selain PHBS, kalau demam, nyeri otot dan sebagainya karena sebelumnya sempat terpapar lewat becek atau banjir itu bisa segera melapor ke puskesmas atau faskes tingkat pertama. Juga menjaga kebersihan lingkungan, memasang perangkat tikus. Upaya itu sederhana, tapi butuh penguatan, baik dari dinkes, kader, atau masyarakat,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengkelaim belum ada temuan kasus Leptospirosis. Namun dinkes sudah gencar sosialisasi ke faskes termasuk memetakan lokasi rawan banjir dan padat penduduk untuk memantau kepadatan tikus.(lta/dfn/rst)