Jumat, 22 November 2024

Pemerintah Terapkan Sistem Bergiliran Mengairi Sawah Dampak El Nino

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Arsip foto--Panen padi di Situbondo, Jawa Timur. Foto: Antara Arsip foto--Panen padi di Situbondo, Jawa Timur. Foto: Antara

Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mulai menerapkan sistem bergiliran untuk mengairi areal persawahan khususnya tanaman padi dengan menyesuaikan ketersediaan air irigasi di masing-masing desa upaya antisipasi musim kemarau panjang dampak fenomena El Nino.

Eko Prionggo Jati Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Situbondo mengemukakan, pengaturan air untuk mengairi sawah tanaman padi dengan sistem bergilir dilakukan agar persebaran air merata pada musim tanam ketiga tahun ini.

“Kalau sebelumnya pada musim tanam pertama dan kedua tidak menerapkan pembagian air, dan bisa mengairi sawah bisa 24 jam nonstop tiap hari, tapi pada musim kemarau panjang dampak El Nino kami ubah bergiliran,” katanya di Situbondo, seperti dilansir dari Antara, Senin (9/10/2023).

Eko menjelaskan, pengaturan air untuk mengairi sawah tanaman padi khususnya telah disepakati bersama antara Dinas PUPR, Himpunan Petani Pemakai Air atau Hippa, pemerintahan desa, dan Ulu-ulu air di masing-masing desa yang tersebar di 17 kecamatan.

Dia mencontohkan, sistem bergilir mengairi areal sawah masing-masing desa berbeda dan tergantung dari ketersediaan air irigasi, mulai dari pembagian air dua hari sekali, tiga hari sekali, dan lainnya tergantung kesepakatan.

“Selain antisipasi musim kemarau panjang untuk pemenuhan air mengairi sawah tanaman padi, yang perlu diwaspadai saat ini adalah patroli pencurian air menggunakan mesin pompa oleh petani yang khawatir tidak kebagian air,” ujar Eko.

Kepala DPUPR mengatakan, berkurangnya debit air dampak fenomena El Nino.

Penyusunan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang telah dibuat bersama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat juga harus dipatuhi oleh petani, sehingga kebutuhan air tercukupi, imbuhnya.

“Kesepakatan RTTG yaitu pada saat musim tanam petani harus sportif kapan waktunya tanam padi atau palawija. Jadi jangan serakah dengan air karena masih banyak petani lainnya yang membutuhkan,” ujarnya.

Ia juga berharap para petani bijaksana dalam penggunaan air pada musim kemarau panjang. (ant/ath/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs