Jumat, 22 November 2024

Pembangunan Jalan Baru di Taman Pelangi Masih Dikaji, Pemkot Cenderung Pilih Underpass

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya (kiri) dan Febriana Kusumawati Kepala Bidang Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya (tengah) dalam program diskusi "Mengurai Jalan Ahmad Yani" Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya, Jumat (27/10/2023). Foto: Dimas Wahyu/suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya merencanakan pembangunan flyover (jalan layang) atau underpass (jalan bawah tanah) untuk memecah kepadatan di Bundaran Taman Pelangi Jalan Ahmad Yani.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, kedua rencana itu masih dalam pembahasan. Sedangkan untuk biayanya akan dibebankan pada Anggaran Belanja Pemerintah Negara (APBN).

Dalam program diskusi “Mengurai Jalan Ahmad Yani” Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya, Jumat (27/10/2023) pagi, Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya mengatakan bahwa Jalan A. Yani merupakan koridor utama penghubung Surabaya dengan wilayah lain yang ada di selatan Kota Pahlawan.

Saat waktu-waktu tertentu seperti menjelang office hour, ruas jalan tersebut akan dilewati banyak kendaraan dan memicu kemacetan. Karena itu, pembangunan flyover atau underpass diperlukan untuk mengurai kemacetan.

“Tumpuannya di Bundaran Taman Pelangi dan sekitar Layang Mayangkara,” kata Tundjung.

Semua kendaraan tersebut bertemu di A. Yani dari utara Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ), Jemursari, maupun Bundaran Waru di waktu menjelang jam kerja.

Senada dengan Tundjung, Febriana Kusumawati Kepala Bidang Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya mengamini adanya flyover atau underpass tersebut.

Menimbang ekonomi yang tumbuh dan posisi Kota Surabaya sebagai hub Indonesia Timur, maka mengurai kemacetan dengan dua opsi pembangunan jalan di Bundaran Taman Pelangi Jalan A. Yani menjadi salah satu prioritas.

Menurutnya, pembangunan jalan tersebut sudah masuk dalam perencanaan kota, mendampingi pengembangan transportasi massa Kota Surabaya. Untuk saat ini, pemkot Surabaya masih melakukan persuasi pada masyarakat untuk naik transportasi massa yang disediakan. Seperti Surabaya Bus dan Feeder WiraWiri.

Sementara untuk Bundaran Taman Pelangi, Febri belum bisa memastikan bangunan jalan apa yang akan dipilih. Karena keduanya memiliki plus dan minusnya.

“Kalau underpass lebih segalanya dari flyover,” kata Febri merujuk pada biaya dan durasi pengerjaan underpass yang lebih mahal dan lama daripada flyover.

Pembangunan underpass akan lebih sulit karena harus mengubah aliran sungai yang ada di bawah Bundaran Taman Pelangi. Sedangkan flyover dikhawatirkan akan menutup kecantikan dan estetika Kota Surabaya.

Hal itu juga disampaikan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya dalam sebuah wawancara pada Selasa (24/10/2023), yang cenderung memilih pembangunan underpass.

Untuk waktunya, Febri menuturkan kemungkinan pembangunan akan dilakukan tahun 2024.

“Insya Allah, tahun depan,” katanya berharap.

Saat ini pemkot Surabaya sedang melakukan diskusi internal untuk pembebasan lahan dan pengerjaan fisik. Diskusi itu lalu akan dibawa ke pemerintah pusat untuk pembahasan biaya.

Dalam program 90 menit tersebut, juga bergabung beberapa pendengar yang menyampaikan pertanyaan, usulan, dan saran. Beberapa di antaranya bertanya tentang kenapa rencana tersebut tidak dilakukan lebih awal.

Menanggapi hal tersebut, Febri mengatakan bahwa pembangunan jalan juga melihat perkembangan kota. “Dulu nyel Jalan A. Yani tok. Setelah dirasa butuh, maka dibangun bertahap frontage road,” kata Febri.

Lalu sekarang, menurutnya, kebutuhan menambah kapasitas jalan diperlukan yang menjadi rencana pembangunan jalan. (ham/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs