Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya meminta para pedagang MinyaKita bisa langsung order melalui aplikasi SIMIRAH jika stoknya habis, dan tidak menunggu operasi pasar yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
“Jadi kita ini tidak ada lagi operasi pasar pedagang-pedagang itu, memasukkan melalui aplikasi. Yang datangin jumlahnya itu di aplikasi, yang mantau adalah PD Pasar dan Dinas Koperasi. Gak ada namanya kehabisan stok, lah ngapain juga ngambil di pengepul, itu alasan dia (pedagang) saja, karena sebenarnya dia bisa lapor ke PD Pasar untuk dimasukkan (pesanan lewat aplikasi),” kata Eri, Sabtu (18/2/2023).
“Sehingga, PD Pasar Surya database dengan kepala dinas koperasi, misal satu hari kebutuhan pedagang ini berapa. Ada yang mesan misal satu boks isinya 10, ada yang isi 5 itu pedagang yang memutuskan sendiri,” imbuhnya.
Ia juga meminta pedagang tidak menjual MinyaKita melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Pedagang yang nekat menjual di atas HET bisa terkena sanksi dari satgas pangan berupa penyitaan produk.
“Kalau itu sudah dipastikan, kalau jualnya Rp15 ribu pasti akan disanksi oleh satgasnya, dan dilaporkan oleh PD (Perusahaan Daerah) Pasar. Karena PD Pasar ini melakukan pemantauan selalu ke dalam pasar, karena memang tugas kita ketika menemukan, kita tidak bisa menindak dan hanya melaporkan,” kata Eri, Sabtu (18/2/2023).
Dalam kesempatan itu Eri juga memastikan tidak ada pembatasan pengambilan stok MinyaKita bagi pedagang.
“Ya boleh. kan tergantung pedagang belinya berapa,” imbuhnya.
Sebelumnya dalam operasi pasar yang digelar Pemkot Surabaya untuk mengatasi MinyaKita yang sempat langka, Sabtu (11/2/2023) lalu, masih banyak temuan pedagang yang menjual produk itu di atas HET.
Ada yang beralasan produk itu stok lama, sebagian lainnya menyebut terpaksa menjual di atas HET karena harus membeli produk dari tengkulak dengan harga tinggi. Sementara MinyaKita dari operasi pasar yang digelar pemerintah sudah habis diburu pembeli.
Pedagang juga mengaku tak tahu cara memesan lewat aplikasi sehingga yang dipahami hanya menunggu gelaran operasi pasar berikutnya.(lta/abd/dfn)