Jumat, 22 November 2024

PBNU Berupaya Membangkitkan Warisan Peradaban Masyarakat Indo-Pasifik

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU saat membuka Asean Interculture and Interreligius Dialog Conference 2023 di Surabaya, pada Kamis (15/6/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), hari ini, Kamis (15/6/2023), melakukan sosialisasi menuju ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC), di Surabaya, Jawa Timur.

Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan berlangsung September mendatang.

Gus Yahya menjelaskan, kegiatan itu bertujuan membangkitkan ingatan kolektif terhadap warisan peradaban yang pernah dimiliki masyarakat di kawasan Indo-Pasifik,

“Kami menawarkan apa yang dsebut pendekatan Ashoka atau Ashoka Approach. Itu adalah pendekatan untuk melakukan kampanye dan konsolidasi nilai-nilai peradaban mencakup kawasan yang luas di kawasan Indo-Pasifik ini. Yang isi subtansi dari nilai-nilai peradaban itu adalah toleransi dan harmoni,” ucapnya.

Menurut Gus Yahya, sesudah masa-masa itu, ada banyak disrupsi, ada banyak pengaruh baru, yang sebagian memicu disharmoni dan lain-lain.

“Sekarang kami ingin menawarkan kepada masyarakat di kawasan ini untuk melakukan konsolidasi sosial terlebih dahulu,” lanjutnya.

“Membangkitkan ingatan kolektif tentang warisan peradaban yang kita miliki ini untuk menghidupkan kembali watak, semangat toleransi, dan harmoni dari masyarakat kawasan Pasifik yang dulu serius pernah kita punya. Riil pernah kita punya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Yahya mengungkapkan salah satu warisan Peradaban Ashoka adalah Bhinneka Tunggal Ika yang tumbuh dan dipelihara selama zaman Kerajaan Sriwijaya. Sehingga, bekasnya masih kental pada masa Majapahit.

“Kalau kita punya Bhineka Tunggal Ika, punya Pancasila, itu bisa ditelusuri dengan sangat jelas dari akar yang sama, yaitu akar yang Peradaban Ashoka,” jelasnya.

Dengan upaya itu, PBNU mendorong kelompok-kelompok yang sedang berseteru untuk mengingat kembali tentang peradaban Ashoka. Karena menurutnya, warisan tersebut sangat berharga dan dibutuhkan masyarakat global.

“Kami ingin mengajak supaya agama-agama ini tidak lagi mengedepankan semangat konflik antarsatu kelompok dengan kelompok yang lain. Tapi membangun toleransi dan harmoni,” tandasnya.(ris/saf/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs