Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya viral di media sosial, karena dalam pelaksanaannya diwarnai aksi kritik oleh mahasiswa baru (maba) kepada Akh Muzakki rektor.
Kritikan tersebut dilakukan melalui yel yel yang suarakan serentak (UKT larang, UKT larang, aku rapopo, aku rapopo). Selain itu terdapat juga beberapa spanduk kritik bertuliskan (Stop komersialisasi pendidikan), (PBAK prematur, UINSA amburadul) hingga (Rektor gagal).
Ahmad Firdausi koordinator bidang kerjasama, kelembagaan, dan humas Uinsa membenarkan hal tersebut.
“Teman-teman menyampaikan aspirasi ke pimpinan terkait beberapa hal yang menjadi aspirasi mahasiswa,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Jumat (18/8/2023).
Ia mengatakan, bahwa kejadian yang ramai diperbincangkan di media sosial tersebut, terjadi pada Senin, 14 Agustus. Tetapi setelah aksi yang dilakukan maba tersebut, pelaksanaan PBAK kembali berjalan lancar.
“Komunikasi dengan pimpinan Sema Dema, komunikasi yang saat itu ada Dekan Wadek, kesepakatan dilanjutkan sebagaimana yang sudah terjadwal,” tuturnya.
Sementara saat disinggung soal rektor, ia menyatakan tidak ada masalah, karena menurutnya hal tersebut bagian dari dinamika kampus, saat mahasiswa menyampaikan aspirasi.
Meskipun begitu, lanjut dia, ada pemanggilan dari pihak kampus ke beberapa mahasiswa yang dianggap berpengaruh untuk menjelaskan kepada wali mahasiswa tentang kejadian sesungguhnya.
“Harapan kami ke depan ada komunikasi yang lebih baik antar pihak pimpinan dan tokoh-tokoh mahasiswa, dengan wali mahasiswa, menjalin komunikasi” ujarnya.
Untuk saat ini, ia mengaku, permasalahan sudah selesai dan aktivitas sudah kembali berjalan seperti biasanya.
“Mohon doa semoga kampus kami lebih baik memberikan layanan ke teman-teman mahasiswa, perkuliahan bisa berjalan lancar, belajar nyaman, komunikasi bisa lebih baik,” ucapnya.
“Tentu kejadian kemarin menjadi awas buat kami untuk memperbaiki semuanya. Harapannya semua bisa lebih baik, mohon doa,” pungkasnya.(ris/iss)