Jumat, 22 November 2024

Paus Fransiskus Sesali Perang Sia-Sia di Jalur Gaza

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Paus Fransiskus merayakan misa malam Natal di Basilika Santo Petrus Vatikan pada Minggu (24/12/2023). Foto: Reuters

Paus Fransiskus menyesalkan bahwa pesan perdamaian Yesus ditenggelamkan oleh logika perang yang sia-sia di negara tempat  Yesus dilahirkan.

Paus Fransiskus, yang merayakan Natal ke-11 pada masa kepausannya, memimpin Misa Malam Natal yang khidmat di Basilika Santo Petrus, Minggu (24/12/2023). Selama khutbahnya berbicara tentang konflik di Tanah Suci.

“Malam ini, hati kita ada di Bethlehem, di mana sang Pangeran Perdamain sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia, oleh bentrokan senjata yang bahkan sampai hari ini menghalanginya untuk menemukan ruang di dunia ini,” ujarnya dilansir Antara, Senin (25/12/2023).

Paus berusia 87 tahun itu berbicara beberapa jam setelah Benjamin Netanyahu PM Israel bersumpah akan terus melancarkan perang di wilayah kantong Palestina di Gaza, setelah pasukannya mengalami salah satu hari kekalahan terburuk dalam perang darat.

Di kota tempat Yesus dilahirkan, Rula Ma’ayah Menteri Pariwisata Palestina mengatakan Bethlehem merayakan Natal dengan kesedihan dan duka atas apa yang terjadi di Gaza, dan di seluruh Tepi Barat, seluruh wilayah Palestina.

Pada Misa kepausan yang dihadiri 6.500 orang di Basilika Santo Petrus dan lebih banyak lagi yang menonton melalui layar di alun-alun, Paus Fransiskus mengatakan pesan Natal yang sesungguhnya adalah perdamaian dan cinta. Dia mendesak semua orang untuk tidak terobsesi dengan kesuksesan duniawi dan penyembahan konsumerisme.

Dia berbicara tentang lingkaran yang terlalu manusiawi sepanjang sejarah: pencarian kekuatan dan keperkasaan duniawi, ketenaran dan kemuliaan, yang mengukur segala sesuatu dengan kesuksesan, hasil, dan angka, dunia yang terobsesi dengan pencapaian.

Paus Fransiskus mengatakan, meskipun banyak orang mungkin merasa sulit merayakan Natal di dunia yang begitu menghakimi dan tidak memaafkan ini, mereka harus mencoba mengingat apa yang terjadi pada Natal pertama.

Dia sering memohon agar gencatan senjata diwujudkan dalam konflik yang terjadi di Gaza, dan menyerukan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina.

“Malam ini, cinta mengubah sejarah,” katanya. (ant/feb/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs