Jumat, 22 November 2024

Pakar Unair: Belum Ada Penelitian Sebut Flu Burung Menular Antarmanusia

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019). Foto: Antara

Chairul Anwar Nidom Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) buka suara soal adanya virus flu burung yang kembali muncul dan diperbincangkan masyarakat.

Ia mengatakan, munculnya virus flu burung merupakan peristiwa alamiah. “Virus ditakdirkan oleh Allah, dalam tubuhnya tidak memiliki kelengkapan, jadi tidak bisa menghasilkan energi sendiri. Tapi virus diberikan tugas oleh Allah untuk memperbanyak diri,” ucapnya, pada Senin (13/3/2023).

Guru Besar Molekuler Virus Unair itu menjelaskan, untuk bertahan hidup, virus mencari inang agar mendapatkan energi dan itu dilakukan untuk memperbanyak diri.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa virus flu burung akan tetap ada saat ayam dalam keadaan hidup. Oleh sebab itu, ia mengingatkan masyarakat agar tidak mendekati kerumunan ayam, karena berpotensi membawa virus.

Virus yang menginfeksi ayam itu, kata Nidhom, dapat mengakibatkan kematian pada ayam dengan persentase mencapai 100 persen.

Meskipun begitu, ia menegaskan, belum ada bukti penelitian jika virus tersebut dapat menular antarmanusia.

“Sampai saat ini belum ada fakta yang mengatakan bahwa virus flu burung bisa menular sesama manusia,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia menghimbau agar masyarakat tidak khawatir, bahkan dalam hal konsumsi sekalipun, karena menurutnya meski berbahaya virus flu burung dapat mati akibat pemanasan.

“Sebelum dijual, ayam itu ada proses pencabutan bulu. Saat pencabutan bulu ayam dilakukan pemanasan dengan air suhu 56 sampai 60 derajat celcius, itu virus sudah mati,” jelasnya.

Ia menyarankan agar masyarakat membeli ayam potong yang biasa dijual di pasar dibanding ayam dalam keadaan hidup karena menurutnya lebih berisiko.

Lebih lanjut, kata Nidhom, untuk konsumsi telur juga tidak perlu dihindari karena tidak memiliki potensi menularkan virus.

“Selain kulit telur, di dalam telur itu ada selaput tipis berwarna putih yang menjadi penyaring semua mikroba dari luar,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menghimbau agar masyarakat tetap menyikapi dengan menjaga kesehatan untuk memperkuat kekebalan tubuh, serta ia menganjurkan untuk memakai masker dan tidak panik.

“Jangan takut untuk menghadapi makhluk hidup berupa virus. Kalau takut bisa stres dan imun turun. Ini yang bisa menyebabkan berkembangnya virus menjadi berbahaya,” pungkasnya.(ris/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs