Beberapa waktu lalu muncul usulan paspor biru diberikan kepada para seniman, influencer hingga pelaku industri kreatif di Indonesia untuk membawa misi diplomat seni.
Usulan itu pertama kali disampaikan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, yang berkaca dari melejitnya para influencer/seniman muda macam Putri Ariani, Rich Brian, dan Niki Zefanya di kancah internasional.
Kata Ganjar, nama-nama tersebut menandakan kalau Indonesia tak kalah dari Korea Selatan yang punya bintang-bintang populer mendunia dan mendapat support dari pemerintahan mempromosikan kesenian dan budaya negaranya.
Paspor bersampul biru ini biasanya hanya diberikan kepada PNS yang melakukan perjalanan dinas ataupun konsultan pemerintahan saja. Pemilik paspor biru mendapatkan beberapa kemudahan dibanding pemilik paspor warna hijau dalam rangka menjalankan tugas diplomatik.
Menurut Ganjar, pemberian paspor biru juga sebagai bentuk penghargaan/apresiasi pemerintah terhadap karya dan prestasi influencer/seniman tersebut yang secara tidak langsung mengharumkan nama Indonesia secara global.
Terkait hal ini, Vinsensio M.A Dugis Kaprodi Magister Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) dalam program turut memberikan komentarnya. Menurutnya, penghargaan harusnya juga diberikan kepada pihak-pihak lain yang lebih dulu mengharumkan nama Indonesia.
“Kalau tentang siapa yang kemudian layak mendapat apresiasi karena misalnya telah membuat harum nama bangsa dan negara di luar (negeri), saya kira banyak sih selama ini. (Untuk) teman-teman seniman influencer mungkin (hal) baru yang digaungkan kembali, tapi kan sebenarnya sudah banyak contohnya,” jelas Dugis waktu mengudara di program Wawasan Suara Surabaya, Senin (9/4/2023).
Dosen HI Unair Surabaya itu mencontohkan para pelajar yang selama ini dikirim ke luar negeri dalam ajang bergengsi dan menampilkan beragam kesenian atau budaya Indonesia, seharusnya tak lepas dari perhatian untuk diberi apresiasi serupa.
“Jangan lupa loh, di luar negeri sebetulnya kurang ke-exposed saja, kelompok-kelompok Diaspora (masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri) kita itu secara konsisten menampilkan budaya-budaya Indonesia di luar negeri. Saya mengalami misalnya ketika saya kemarin 2,5 tahun di Taiwan selama pandemi, saya selalu di event-event tersebut membawa mahasiswa Taiwan saya dan mahasiswa internal untuk tampil bersama komunitas Diaspora,” ungkapnya.
Namun, Dugis menegaskan pernyataannya ini bukan berarti dia menolak pemberian paspor biru itu kepada influencer. Menurutnya, banyak talenta lain yang mesti diperhatikan agar bisa menginspirasi orang lebih banyak.
“Fenomena Putri Ariani ini kan fenomena luar biasa ya, yang menurut saya sekali lagi poin saya adalah mengingatkan kita, ini loh kita punya talenta gitu let’s do something supaya bisa lahir Putri Ariani yang lain. Supaya jangan sampai jadi viral sebentar lalu hilang,” pungkasnya. (bil/ham)