Jumat, 22 November 2024

Nadiem: Investasi Bidang Pendidikan Tingkatkan Pemberdayaan Bonus Demografi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tangkapan layar Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia dalam South East Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE) di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Foto: Antara

Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mengajak seluruh negara anggota ASEAN berinvestasi lebih besar dalam dunia pendidikan, demi memanfaatkan bonus demografi.

“Pertumbuhan bonus demografi di kawasan ASEAN merupakan janji bagi dunia untuk masa depan yang lebih cerah,” katanya dalam South East Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE), Rabu (26/7/2023), seperti dilansir Antara.

Nadiem menyatakan, ASEAN memiliki tiga aset utama, yaitu stabilitas regional, pertumbuhan ekonomi, serta bonus demografi yang akan menjadi kunci penting dari perjalanan negara-negara Asia Tenggara menjadi pusat pertumbuhan global.

Oleh sebab itu, dia mendorong Menteri Pendidikan negara-negara anggota ASEAN bertanggung jawab, bergerak bersama untuk meningkatkan kapabilitas anak-anak.

Salah satu dasar yang penting dan berdampak dalam jangka panjang baik dari sisi kesehatan dan kesejahteraan, keberhasilan pendidikan, serta produktivitas ekonomi dan sosial adalah pendidikan anak usia dini (PAUD).

Nadiem berpendapat, berdasarkan bonus demografi yang ada, menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak-anak di tahun-tahun awal kehidupannya merupakan investasi yang bernilai tinggi untuk pertumbuhan dan kemajuan kawasan.

“Sudah saatnya untuk mengirimkan pesan yang lebih kuat kepada masyarakat ASEAN tentang kebutuhan mendesak untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi anak-anak kita sejak dini,” jelas Nadiem.

Filosofi partisipasi dari bawah ke atas dan tindakan kolektif membuat Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan terpadat di Asia Tenggara dapat mentransformasi sistem pendidikan secara signifikan.

Transformasi sistem pendidikan itu diutamakan terhadap kualitas pembelajaran, ketersediaan dan akses, kompetensi guru dan tenaga kependidikan, kemitraan lintas sektoral, kolaborasi sekolah-keluarga, inovasi digital, dan pengelolaan keuangan.

Nadiem memaparkan kebijakan Merdeka Belajar adalah salah satu upaya transformasi pendidikan Pemerintah Indonesia.

Merdeka Belajar dilihat menjadi gerakan massal guru, orang tua, keluarga, dan masyarakat yang memungkinkan aksi kolektif dalam membawa perubahan yang bermakna dan signifikan.

“Kita membutuhkan transformasi bottom-up (dari bawah ke atas) yang berkelanjutan dalam sistem pendidikan kita,” pungkasnya.(ant/bnt/bil/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs