Mesir menyebut perbatasan Rafah dengan Gaza telah dibuka. Hanya saja, mereka menuduh Israel menolak masuknya bantuan ke daerah yang telah dikepung tersebut.
Ahmed Abu Zeid juru bicara Kementerian Luar Negeri pada X mengungkapkan, Mesir menjadi target media Barat yang mempromosikan skenario pengungsian bagi warga Palestina.
Media menganggap Kairo bertanggung jawab atas penutupan penyeberangan tersebut, meskipun ada “serangan yang ditargetkan dan penolakan masuknya bantuan” oleh Israel.
Dilansir dari Antara, Ahmed menambahkan bahwa media Barat juga menyindir Mesir bertanggung jawab atas menghalangi warga negara ketiga untuk keluar dari Gaza.
Dia juga menekankan bahwa perlintasan Rafah terbuka dan Mesir tidak bertanggung jawab dalam menghalangi warga negara ketiga untuk keluar.
Sementara itu, ratusan warga Amerika Serikat terlunta-lunta di Gaza menunggu dibukanya perlintasan Rafah untuk evakuasi. Di mana The New York Times memperkirakan jumlah mereka antara 500-600 jiwa. Perlintasan Rafah adalah satu-satunya terminal antara Jalur Gaza dan Mesir.
Setidaknya 4.137 warga Palestina termasuk 1.534 anak-anak dan 1.000 wanita terbunuh dalam serangan Israel ke Jalur Gaza. Sementara angka tersebut di pihak Israel menyentuh 1.400 jiwa. (ant/feb/saf/ipg)