Jumat, 22 November 2024

Mengusahakan No Proverty dengan Kampung Madani

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya kick off Kampung Madani mulai hari ini, Jumat (9/6/2023). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Kampung Madani, program pemerintah kota (pemkot) Surabaya untuk menurunkan kemiskinan serta mengurangi pengangguran akan segera dimulai. Inovasi pemkot tersebut sebelumnya dimulai dengan seremonial kick-off pada Juni 2023 lalu yang dihadiri seluruh lurah dan camat di Surabaya.

Dalam acara tersebut, semua lurah dan camat mendapatkan pelatihan dari beberapa pihak yang digandeng pemkot. Seperti akademisi dari beberapa kampus Surabaya, Kemenag, lembaga zakat, CSR (corporate social responsibility) perusahaan serta tim dari perbankan, sebagai bekal lapangan untuk membentuk kader-kader kampung madani.

Lingkup program ini terletak di kelurahan, yang nantinya diharapkan memiliki dua kampung madani dengan satu tempat ibadah di setiap RW sebagai episentrum kegiatan. Idenya, menjadikan kampung-kampung di Surabaya guyub rukun, selalu gotong royong, serta tolong menolong dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi warga.

Program yang juga selaras dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ini rencananya akan di-launching minggu depan.

“Minggu depan, sebelum lewat bulan (November),” kata Imam Sonhaji Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya dalam diskusi Semanggi Suroboyo “Kampung Madani Menuju No Proverty” Radio Suara Surabaya FM 100, Jumat (24/11/2023).

Menurutnya, poin utama dari kampung madani adalah menggerakkan warga dan tokoh masyarakat untuk membantu kondisi ekonomi lingkungan sekitarnya dengan mengoptimalkan peran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Muhibbin Zuhri Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Kota Surabaya, Imam Sonhaji Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, dan Pramudita Yustiani Lurah Kelurahan Gayungan Surabaya dalam diskusi Semanggi Suroboyo “Kampung Madani Menuju No Proverty” Radio Suara Surabaya FM 100, Jumat (24/11/2023). Foto: Chandra/suarasurabaya.net

Sejauh ini, sudah ada sebelas kampung yang menjadi pilot project program ini. Yaitu Kelurahan Tambak Rejo, Wonokusumo, Perak Barat, Keputih, Tenggilis Mejoyo, Jagir, Putat Jaya, Manyar Sabrangan, Gayungan, Balongsari, dan Jambangan.

Salah satu ekosistem yang mencoba dibangun dalam kampung madani adalah kemandirian ekonomi. Karena itu, untuk mewujudukannya perlu keterlibatan banyak pihak. Seperti yang dilakukan Kelurahan Gayungan.

“Awal itu kami menyamakan persepsi dulu,” kata Pramudita Yustiani Lurah Kelurahan Gayungan, Surabaya, dalam membentuk lingkungan yang guyub demi terciptanya kampung madani.

Menurutnya, warga yang paling tahu tentang kondisi di sekitarnya. Komunikasi dengan semua pihak baginya sangat membantu untuk mengetahui siapa butuh apa dan apa yang sedang dibutuhkan siapa.

Seperti ada warga yang membutuhkan asisten rumah tangga atau sopir, akan segera diinformasikan pada kelurahan agar dicari warga di sekitar yang membutuhkan pekerjaan dengan kualifikasi tersebut. Informasi seperti itu yang kemudian menjadikan bekal kelurahan untuk bergerak di lapangan.

Bahkan, cerita Dita, ada anak yang nyaris putus sekolah di RW 4 kampungnya karena tidak ada kendaraan, mendapatkan bantuan sepeda dari warga melalui sedekah tempat ibadah di sekitarnya.

Saat ini, di Kelurahan Gayungan masih ada 16 KK yang berstatus keluarga miskin dan rata-rata sudah lanjut usia (lansia). “Kalau ditawari pekerjaan mungkin mereka sudah tidak sanggup,” kata Dita.

Karena itu, bantuan yang diberikan pada mereka yang kekurangan berupa sembako dan vitamin jika sakit.

Saat ini, tambah Dita, sudah terlihat hasilnya. Kepercayaan masyarakat pada kelurahan tumbuh dan berkembang. Masyarakat mulai peduli pada lingkungan sekitarnya, karena komunikasi dua arah dengan kelurahan berjalan dengan baik.

Peruntukan dan Prosedur

Dalam diskusi yang berjalan 90 menit ini juga terjadi tanya jawab dengan para pendengar Radio Suara Surabaya. Salah satunya Ridwan yang bertanya tentang ketersediaan formulir pemberian zakat dalam program kampung madani.

“Kita akan bertanya pada semua yang memberikan bantuan, akadnya apa,” jawab Muhibbin Zuhri Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Kota Surabaya yang turut ada dalam diskusi sebagai narasumber.

Hal itu menurutnya akan ditanya di awal, karena pemberian masing-masing bantuan akan disesuaikan niatnya serta peruntukannya berbeda-beda. Seperti zakat, penerima manfaatnya terbatas dan sudah ada aturannya.

Sementara jika tidak disebutkan sebagai zakat, atau diperuntukkan sebagai infak maupun sedekah, maka bisa lebih leluasa dan bebas. Bisa digunakan untuk kemaslahatan masyarakat atau usaha.

Sedangkan jika bantuan tersebut untuk wakaf, maka biasanya ada syaratnya, juga bisa tidak.

Lalu untuk distribusinya, uang yang terkumpul di tempat ibadah tersebut bisa dipakai untuk memodali sekelompok orang yang kekurangan atau kurang mapan di lingkungkan tersebut. Dari sana akan dibentuk kelompok usaha bersama dan didampingi.

“Jika usahanya berupa makanan atau minuman, kelurahan setempat akan membantu mengusahakan sertifikat halalnya,” kata Sonhaji.

Bisa juga bantuan diberikan berupa uang digital. Lalu kelurahan akan mengarahkan untuk membeli ke toko-toko kelontong yang ditunjuk di lingkungan tersebut. Dengan begitu, selain belajar bijak dalam menggunakan dana, sekaligus membangun ekosistem ekonomi digital.

Sehingga, tambah Sonhaji, memudahkan kelurahan atau penyalur bantuan memberikan laporan/report pada pemberi bantuan.

Meski begitu, ada juga pendengar yang skeptis dengan tujuan program kampung madani untuk menurunkan kemiskinan. “Proses, kita berusaha dan melakukan segala upaya,” jawab Dita yakin.

Sonhaji menambahkan, dalam prosesnya, program kampung madani bukan hanya soal uang. Tapi juga untuk memperbaiki cara berpikir dan mental.

Sekadar diketahui, angka penduduk miskin di Kota Surabaya berangsur menurun dalam tiga tahun terakhir. Dari 152,49 ribu jiwa pada 2021, turun menjadi 138,21 ribu jiwa pada 2022. Lalu tahun ini turun menjadi 136,37 ribu jiwa.

Dengan adanya program kampung madani, pemkot Surabaya berharap tujuan no proverty bisa tercapai. (ham/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs