Sabtu, 23 November 2024

Menginjak Usia ke-90, Majalah Bahasa Jawa Panjebar Semangat Terus Bertahan Seiring Zaman

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Kondisi ruang cetak majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat yang masih terlihat lengkap dengan perlengkapan dari awal didirikan, Senin (11/9/2023). Foto: suarasurabaya.net

Kantor majalah berbahasa Jawa tertua “Panjebar Semangat” yang rutin terbit mingguan sejak awal didirikan menggelar open house memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-90, di kawasan sekitar Gedung Nasional Indonesia, Jalan Bubutan, Surabaya, Senin (11/9/2023).

Majalah yang terus konsisten menggunakan Bahasa Jawa itu, lahir pada 1993 dan genap berusia 90 tahun pada tanggal 2 September 2023 lalu.

Arkandi Sari CEO Panjebar Semangat mengatakan, konsistensi hingga usia 90 tahun ini tentu merupakan suatu pencapaian yang luar biasa.

Kepada suarasurabaya.net, dia menceritakan beberapa catatan masa kejayaan Panjebar Semangat sejak berdiri. Salah satunya ketika awal terbit, tiras atau salinan yang belum berbentuk majalah seperti saat ini, jumlahnya hanya 2.000-an.

Kemudian, pada masa puncaknya di tahun 1960-1962, tiras Panjebar Semangat jumlahnya naik sangat signifikan, hingga 66 ribu eksemplar.

“Jadi memang waktu itu membanggakan sekali ya, tirasnya tidak pernah turun sampai tahun 60, sejak pertama terbit. Jadi merangkak naik terus, sehingga tahun 62 itu sampai 66 eksemplar per minggu,” ucapnya kepada suarasurabaya.net, di sela-sela open house.

Open house memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-90 majalah Panjebar Semangat, di kawasan sekitar Gedung Nasional Indonesia, Jalan Bubutan, Surabaya, Senin (11/9/2023). Foto: suarasurabaya.net

Dr. Soetomo sendiri memberikan nama tersebut, dengan menanamkan nilai kesukuan berupa penggunaan bahasa jawa yang hingga saat ini konsisten dipakai Panjebar Semangat.

CEO Panjebar Semangat itu mengungkapkan tidak mudah mempertahankan media jenis cetak dengan konsep bahasa jawa itu hingga usia yang hampir satu abad.

“Katakanlah agak berdarah-darah karena situasi sekarang memang sepertinya kurang sesuai untuk media cetak dan berbahasa Jawa pula,” jelasnya.

Akan tetapi, Arkandi bertekad untuk terus mempertahankan amanah dari Dr. Soetomo kakeknya untuk terus menghidupkan media cetak berbahasa Jawa tertua itu.

Dia juga mengakui saat masa Pandemi Covid-19, Majalah Panjebar Semangat tidak pernah absen sekalipun menerbitkan edisi mingguannya. Semata menjaga wasiat orang tua.

“Almarhum (Dr. Soetomo) berpesan bahwa media ini harus dipegang oleh anak cucu. Nah jadi berbekal itu kita bertekad bagaimanapun harus hidup. Dengan cara apapun saya akan berusaha media ini bisa hidup,” ungkapnya.

Arkandi tak memungkiri, tetap ada pihak-pihak yang juga memberikan perhatian lebih, hingga memberikan arahan agar dengan kondisi saat ini, Panjebar Semangat bisa terus bertahan.

“Salah satunya Bapak Suprawoto Bupati Magetan, beliau itu bener-bener memberikan perhatian khusus untuk kelanggengan majalah kami ini jadi ada, ada masukan-masukan,” bebernya.

Mengantisipasi perubahan zaman saat ini, Panjebar Semangat sudah berupaya membuat e-magazine untuk merangkul para pembaca dari generasi muda. Selain itu mengadakan event-event anak muda supaya mereka lebih dekat dengan majalah Panjebar Semangat sendiri, khususnya tentang sejarah majalah tersebut. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs