Jumat, 22 November 2024

Menag: Kemuliaan Akhlak Jadi Kunci Rasulullah Rawat Kebhinekaan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama (Menag) memberikan sambutan pada malam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 M, di Jakarta, Kamis (28/9/2023) malam. Foto: kemenag.go.id

Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama (Menag) mengatakan kemuliaan akhlak, jadi kunci keberhasilan Rasulullah Muhammad SAW menjaga dan merawat kebhinekaan masyarakat yang plural.

Hal ini disampaikan Menag pada malam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 M, di Jakarta, Kamis (28/9/2023) malam.

“Beliau senantiasa bersikap ramah, santun, peduli, dan berkata lemah lembut terhadap siapa pun tanpa melihat perbedaan agama maupun sukunya,” kata Yaqut seperti dikutip laman resmi Kemenag.

Akhlak mulia dan teladan yang baik ini, menurutnya membuat Rasulullah berhasil memimpin masyarakat Madinah, yang semula dikenal kota dengan banyak konflik internal berubah menjadi tempat yang damai.

Rasulullah, lanjut Menag, juga mendorong perubahan fanatisme kesukuan dengan konsep ukhuwah islamiyah. Yaitu, persaudaraan berdasarkan agama (islam) dan ukhuwah basariyah atau persaudaraan sesama manusia.

“Langkah awal beliau menjaga kebhinekaan di Madinah, salah satunya yaitu dengan mengurangi fanatisme kesukuan, dengan membangun persaudaraan antara kaum Quraisy Makkah dengan kaum Anshar Madinah, serta mempersatukan suku Al-Khazraj dan Aus di Madinah,” ungkap Gus Men sapaan akrabnya.

Menurutnya Nabi Muhammad juga mampu menciptakan stabilitas, diantaranya mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, Bani Nadhir, Bani Quraizhah, serta Bani Qaynuqa, dan bangsa Arab yang belum menganut agama Islam, untuk kemudian dituangkan dalam sebuah Piagam Madinah.

“Piagam Madinah menjadi pedoman masyarakat Madinah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, demokrasi, dan nilai toleransi,” ungkapnya.

Gus Men menilai, bangsa Indonesia saat ini juga memiliki kesamaan dengan Kota Madinah di masa Rasulullah, yaitu sama-sama dihuni oleh masyarakat yang plural dengan keberagaman agama, suku, dan golongan.

“Maka sudah sepatutnya kita meneladani beliau dalam membangun kebangsaan dan kebhinekaan dalam sebuah negara,” lanjut Gus Men

“Beberapa hal yang sudah diajarkan Rasulullah dalam membangun kebhinekaan yang baik sehingga patut dijadikan teladan,” tandasnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs