Jumat, 22 November 2024

Menag Ajak Petik Hikmah dari Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama. Foto: kemenag.go.id

Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama (Menag) menyatakan Isra Miraj merupakan sebuah tonggak dari lahirnya ibadah salat lima waktu, yang menjadi inti kepatuhan dari dua kesholehan yakni kesholehan individual dan sosial.

“Saya mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk memetik hikmah dari peristiwa Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW dengan menjaga komitmen keimanan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjaga komitmen kerukunan umat beragama, sehingga tercipta Indonesia yang harmonis menuju bangsa yang hebat,” kata Gus Yaqut sapaan akrabnya, di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).

Seperti dilaporkan Antara, Gus Yaqut menuturkan agama hadir untuk membebaskan manusia dari segala belenggu keburukan, kejahatan, dan kerusakan moral. Agama dan kemanusiaan bukan untuk dihadap-hadapkan, apalagi dibeda-bedakan.

Agama, lanjutnya, datang untuk memanusiakan manusia dengan cara memelihara agamanya, jiwanya, akalnya, kehormatannya, dan hartanya. Seperti ibadah shalat yang diawali dengan kekuatan tauhid “Allahu Akbar”, menjadi wujud komitmen ketauhidan dan komitmen kepatuhan secara totalitas kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT).

Kemudian salat yang juga ditutup dengan kalimat salam “assalamualaikum wa rahmatullah” ke kanan dan ke kiri, menjadi wujud komitmen kedamaian, komitmen persaudaraan, komitmen kerukunan, dan komitmen merekatkan ikatan kemanusiaan.

Menurut Menag, salat merupakan wujud dari keimanan yang memberikan pengaruh positif terhadap interaksi dengan seluruh makhluk dalam menebarkan harmoni kehidupan. Sementara kesholehan sosial menjadi barometer kualitas ibadah salat.

“Salat sejatinya mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar. Dimana pesan di balik perintah salat adalah bahwa hubungan agama dan kemanusiaan hidup berdampingan,” kata Yaqut.

Dia melanjutkan Indonesia merupakan sebuah bangsa yang dianugerahi berbagai bahasa, budaya, dan agama. Maka sudah sepatutnya harus mensyukuri kekuatan tersebut dan menggunakannya sebagai kekuatan untuk menjaga kerukunan.

Menjadi sebuah negara besar, menurutnya tidak boleh membuat Indonesia terbelah akibat konflik. Justru seharusnya, setiap pihak meneguhkan komitmen kebangsaannya.

“Inilah spirit dari makna salaam, yakni berkomitmen menjaga persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyyah) dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah insaniyyah),” katanya.

Yaqut menambahkan Isra Miraj merupakan waktu yang berharga bagi umat muslim sebagai tonggak sejarah islam dan kenabian Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalam ​​​​​​(SAW)​. Pada malam 27 Rajab, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga ke Sidratil Muntaha.

Masa tersebut juga menjadi waktu duka yang sangat dalam bagi beliau atas wafatnya Abu Thalib bin Abdul Muthallib pamannya dan Sayyidah Khadijah Rabiul Anha istrinya. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs