Sebagai Dewan Juri Zayed Award, Megawati Soekarnoputri Presiden Ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menggelar pertemuan dengan Paus Fransiskus di Vatikan, pada Senin (18/12/2023) pagi waktu setempat.
Sekira pukul 08.45 waktu setempat, Megawati yang mengenakan pakaian kurung dengan balutan kain batik merah tiba di halaman Gedung Apostolik atau Istana Apostolik, Vatikan.
Megawati disambut oleh perwakilan Istana Apostolik atau Kepausan dan panitia Zayed Award.
Turut bersama rombongan Megawati, yakni Rabbi Abraham Cooper Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional dan Mohamed Abdelsalam Sekretaris Jenderal Zayed Award.
Sementara, Mantan Direktur Jenderal UNESCO dan Irina Georgieva Bokova Mantan Menteri Bulgaria terlihat telah tiba lebih dulu di halaman Istana Apostolik.
Sekadar diketahui, kehadiran Megawati dan bersama sejumlah tokoh dunia ini dalam kapasitas sebagai dewan juri Zayed Award untuk Persaudaraan Manusia atau Zayed Award for Human Fraternity 2024.
Mereka akan bertemu dengan Paus Fransiskus untuk berdiskusi dan menentukan nominasi yang akan lolos dan menjadi pemenang dalam Zayed Award yang akan diumumkan pada 4 Februari 2024, di Abu Dhabi.
Kehadiran Megawati dan para tokoh itu disambut dengan hangat.
Meski cuaca pagi ini di Vatikan sekitar 4 derajat celcius, namun pertemuan Megawati dan para tokoh di halaman depan Istana Apostolik berlangsung dengan hangat. Mereka pun sapa dan bertanya kabar satu sama lainnya.
Tak lupa, mereka juga menyempatkan untuk berfoto bersama di halaman pintu masuk Istana Apostolik.
Berselang 5 menit, perwakilan Istana
Apostolik pun mempersilakan Megawati dan rombongan juri Zayed Award untuk masuk ke dalam gedung.
Megawati dan rombongan kemudian melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga dan masuk ke Istana Apostolik.
Pertemuan antara Megawati dan perwakilan juri Zayed Award dengan Paus Fransiskus pun berlangsung secara tertutup di Istana Apostolik.
Megawati menambahkan, bahwa saat ini dewan juri telah melakukan seleksi dan telah masuk ke dalam tahap nominasi sebanyak 30 orang dari seluruh dunia.
Selanjutnya, nama itu akan disampaikan kepada Paus Fransiskus untuk didiskusikan dan lolos ke tahap berikutnya.
“Nah, itu nanti mengerucut-mengerucut, hingga akhirnya dengan bapak Paus, yang juga ikut mendiskusikan untuk mendapatkan siapa saya yang ternominasi,” sambung Megawati.
Ketua Dewan Pengarah BPIP ini menyampaikan, jika pertemuan dewan juri Zayed Award di Roma Italia ini merupakan puncak pembahasan nama-nama yang akan diumumkan pada Februari 2024, mendatang.
Di mana, penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.
“Jadi kesini itu (rapat dewan juri) selesai. Karena kalau untuk intinya itu di Dubai,” terang Megawati.
Sebagai informasi, dalam Zayed Award tersebut, Megawati menjadi anggota dewan juri independen dan internasional bersama lima tokoh dunia lainnya.
Sebagai perwakilan dari berbagai bidang keahlian, para anggota dewan juri Zayed Award 2024 dipilih karena komitmen mereka terhadap pelayanan sosial di seluruh penjuru dunia dan dalam upaya hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award ini digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap kemajuan peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award pertama kali dilaksanakan pada 2019 setelah penandatanganan dokumen persaudaraan manusia yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai US$ 1 juta.
Sebelumnya, pertemuan awal dewan juri dilangsungkan pada November 2023 di Abu Dhabi dan dilanjutkan dengan pertemuan di Vatikan.
Penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.
Agenda ini juga menandai peringatan penandatanganan dokumen persaudaraan manusia oleh Paus Fransiskus dan Ahmed Al-Tayeb.
Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia didirikan pada tanggal 4 Februari 2019, untuk menandai pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Yang Mulia Imam Besar Al-Azhar Profesor Ahmed Al-Tayeb dan Yang Mulia Paus Fransiskus, di mana mereka ikut menandatangani Dokumen Perjanjian Persaudaraan Manusia.
Mengingat signifikansi historis dari deklarasi ini – yang menyerukan rekonsiliasi dan perdamaian di antara umat manusia – kedua pemimpin agama tersebut dinobatkan sebagai penerima kehormatan Zayed Award for Human Fraternity pada tahun 2019.
Pada bulan Februari 2020, pada peringatan pertama Dokumen Persaudaraan Manusia, diumumkan bahwa Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia akan menjadi penghargaan tahunan, diawasi oleh Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, sebuah organisasi internasional independen yang didirikan untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan manusia. di komunitas-komunitas di seluruh dunia dan untuk memenuhi aspirasi Dokumen Persaudaraan Manusia.
Mulai tahun 2021 dan seterusnya, penghargaan ini telah membuka nominasi bagi individu dan entitas, dari semua latar belakang dan di mana pun di dunia, yang berupaya memperkuat hubungan antarmanusia dan memberikan dampak pada kehidupan masyarakat dengan mengatasi perpecahan, membangun komunitas yang tangguh, dan memupuk solidaritas. (faz/ipg)