Jumat, 22 November 2024

Masuki Abad Kedua, Kiai NU Ingatkan untuk Tetap Kompak Hadapi Berbagai Tantangan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Mustasyar PBNU KH Nurul Huda Djazuli (kiri) bersama para pengurus NU pada gelaran Tasyakuran 1 Abad NU dan Doa untuk Muassis-Masyayikh Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (16/2/2023). Foto: PBNU

Gelaran Tasyakuran 1 Abad NU dan Doa untuk Muassis-Masyayikh Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis malam berakhir pada Jumat (17/2/2023) dini hari.

Dalam kesempatan tersebut  KH Nurul Huda Djazuli Mustasyar PBNU mengimbau warga dan pengurus NU senantiasa menjaga keikhlasan dan persatuan di internal organisasi, memasuki abad kedua NU. Menurutnya, inilah yang akan menguatkan jam’iyah dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.

“NU itu harus kompak. Siapa pun yang khidmah dengan NU, jangan sekali-kali (konflik gara-gara) rebut jabatan, rebut kekuasaan,” kata pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kediri ini.

Kiai Nurul Huda yang datang bersama putranya, KH Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar) itu juga mengingatkan; mendekati pemilu, para kiai biasanya akan kedatangan tamu “bermacam-macam.” Karena itu, ujarnya, kekompakan adalah modal dasar untuk tetap tak tergoyahkan.

“Jangan sampai NU pecah!” pesannya.

Sementara itu, KH Ahmad Haris Shodaqoh Rais Syuriyah PBNU mengingatkan peran global NU untuk menjadi juru damai, sebagai cerminan dari misi kasih sayang universal Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semua).

Namun demikian, tambahnya, NU mesti tetap konsisten pada prinsip-prinsip yang telah dicanangkan para pendirinya baik dalam hal akidah, syariah, maupun akhlak.

“NU harus mampu menjaga hal-hal lama yang baik, dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik, al-muhafadhah ‘alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, tanpa keluar dari ajaran salafus shalih,” kata KH Anwar Iskandar Wakil Rais ‘Aam PBNU yang memandu acara itu menyimpulkan.

Tampak hadir dalam forum itu KH Miftachul Akhyar Rais ‘Aam PBNU beserta KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU dan segenap pegurus harian PBNU lainnya. Sebelumnya, para kiai sepuh NU dari berbagai daerah di Indonesia menggelar tahlil dan istigasah di area makam Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis (16/2/2023) malam.

Alissa Qotrunnada Munawaroh Ketua PBNU yang juga juru bicara tasyakuran ini, menyebut acara ini sebagai malam spiritualitas yang dihadiri para kiai yang mayoritas dari jajaran mustasyar dan syuriyah dari pusat dan se-Pulau Jawa.

“Gus, mbak, mas semua. Terima kasih atas dedikasi, kerja keras dan kerja samanya. Semoga kita mendapat barokah muassis NU melalui khidmah kita beberapa hari ini. Saya senang, rangkaian Harlah 1 Abad NU yang megah, kita akhiri dengan hikmat dan syahdu di makam muassis NU. Semua tak lepas dari khidmah teman-teman semua,” kata Ning Alissa mengapresiasi panitia.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs